Kamis, 27 Maret 2014

anisa rahma di perkosa

Annisa chibi

Kisah ini menceritakan tentang kisah sedih seorang gadis canti jelita nan manis yang bernama Anisa Rahma. Ia adalah seorang mahasiswi arsitektur di salah satu perguruan tinggi ternama di Bandung. Rahma (panggilan Anisa) berumur 22 tahun pada tahun ini. Wanita cantik yang hobi nyanyi ini merupakan salah satu personel Girl Band yang tengah populer saat ini, yaitu Cherrybelle. Karena kecantikannya, banyak teman-teman khususnya pria yang ingin sekali mendekatinya, terlebih fansnya. Namun walaupun Anisa adalah seorang artis yang sedang ngetop, dia tetap ramah kepada teman-teman di kampusnya maupun pada fansnya.
Sutu hari, ada seorang teman laki-laki Anisa yang diam-diam menaruh hati kepadanya, dia bernama Rendy Johanes. Ia selalu menyimpan foto-foto anisa yang tersebar di Internet. Namun pria ini terhitung pria yang kurang baik, hal tersebut terlihat dari gaya hidupnyaa yang tidak karuan, dia selalu bolos kuliah, minum minumman keras dan yang lebih buruk lagi, dia adalah seorang pecandu sex yang sangat berat, hidupnya tidak bisa kalau tanpa sex, oleh karena itu ia selalu mengoleksi film maupun gambar porno.
Suatu ketika, Anisa sedang duduk sendiri di kelasnya, ia sedang menunggu temannya yang sedang ke perpustakaan. Ketika itu Rendy melintas di depan kelas, lalu ia mendekati Anisa bermaksud untuk PDKT. Namun sialnya ketika baru hendak akan menyapa, teman-teman Anisa datang dan langsung mengajaknya pulang, karena mau mengerjakan tugas kelompok di rumah Anisa,
Rendy : “ h..hay Anisa...... (berusaha menyapa)
Anisa : “ ohh.. iyah... hay.... maaf aku lagi buru-buru, sampai jumpa... (menjawab ramah sambil terburu-buru pergi karena di ajak temannya pulang)
Rendy kesal karena percobaannya untuk PDKT gagal. Dia sangat kesal karena usahanya itu bukanlah yang pertama, ia telah berkali-kali berusaha mendekati Anisa, namun selalu kandas. 
Karena kesal ia pulang ke rumah sahabatnya yang biasa ia kunjungi, sahabatnya itu bernama Jordy Nainggolan, ia adalah seorang fotografer freelance di salah satu tabloid porno di Singapura. Karena ia sedang free job, makanya dia stay di Indonesia. 
Sesampainya Rendy di Rumah Jordy, ia langsung melakukan ritual seperti biasa, minum-minum bareng. Dan sambil berbagi minuman itulah Rendy CURHAT tentang perasaannya kepada Anisa.
Rendi : "Hey bro... Gue lagi BT abis ma cewek inceran gue di kampus ni, Doi sok jual mahal banget" (kata Rendy sambil kesal)
Jordy : "sape emangnye??? Kenapa gak lo culik ajeh!!! Trus lo pake deh... Hahahaha.....!!!" (Ledek Jordy)
Rendy : " ehh... Gak semudah itu bro... Doi artis, tau kan lo si Anisa, personel Cherrybelle!??, jangankan nyulik, mau PDKT ajeh susah banget"
Jordy : "gue agak aneh liat lo, ko tumben lo cemen bro... Gak seganas biasanya, hahahaha..... Emang lo pengen apain tu cewek??!!!
Rendy :"Awalnya gue pengen banget jadi pacar doi, tapi gue nyadar, mana mungkin doi mau, secara gue bukan siapa-siapa... And fisik gue gak ganteng-ganteng amat" (ucapnya pesimis)
Jordy : " Brooo.... Bangun...!! Ini bukan Rendy yang gue kenal ni.... Cemen and pesimis abis!!! Ayo bangkit, gue siap bantu lo kok..." (Memotivasi sahabatnya itu)
Rendy : "so.. What am I going to do brooo??!!! (Kebingungan)
Jordy : "gini ajeh... Lo bilang kalo pengen jadi pacar tapi gak mungkin!! Tapi lo masih punya kemungkinan buat nyicipin memeknya!! Gimana??" (Menawarkan Ide)
Rendy : "Diperkosa gitu maksud lo??, tapi gimana caranye?? And resikonya berat banget bro... Yang ada gue bisa tamat di penjara"
Jordy : "bro... Ada gue... U ikutin rencana gue ajeh... Tenang ajah!!!, yang penting kasih bagian gue juga memeknya hahahah...."
Rendy : "wah kalo masalah bagi-bagi memek pasti, u kan sahabat gue dari SD, sahabat mesum, sahabat tepar,hahahahah..... Pi masalahnya, gimana caranya nih??!!!"
Akhirnya, Jordy berbisik di telinga Rendy, dan entah apa yang mereka rencanakan, yang jelas, Anisa kini dalam bahaya.
Pada suatu ketika, Anisa sedang berkumpul dengan anggota chibi yang lain di sebuah hotel, mereka baru saja show, ketika asik mengobrol tiba-tiba Anisa ditelpon oleh nomer yang tidak ia kenal, yang ternyata itu telpon dari Jordy sahabat Rendy.
Anisa : "hallooo..... Siapa yah...??!" (Anisa mengangkat telpon)
Jordy :" benarkah saya berbicara dengan Anisa?!!"
Anisa: "iya betul, siapa yah??"
Jordy : "Saya Frank salah satu fotografer sekaligus manager tabloid W***A, saya mau follow up masalah kontrak yang sudah di tanda tangani oleh manager anda tentang pemotretan untuk model majalah, kebetulan nanti malam waktu pemotretannya."
Anisa : "kok saya tidak tau yah?? Biasanya manager saya bilang kalo ada jadwal,"
Jordy : " Begini saja, Anisa tanya dulu ke manajernya, mungkin lupa!, kalau sudah fix, saya tunggu mbak nanti malam pukul 19.00 di hotel G***n A*****A," menyebutkan nama hotel di Bandung.
Sebenarnya Jordy punya beberapa teman di tabloid yang ia tadi sebutkan, dan memang majalah tsb memiliki agenda untuk melakukan pemotretan dan wawancara kepada Anisa, makanya Jordy memanfaatkan keadaan itu.
Anisa lalu bertanya kepada Victor (manager Chibi) dan Victorpun meng-iyakan kontrak pemotretan itu, namun ia belum tau masalah waktunya, karena dari pihak tabloid belum mengkonfirmasi kepada Victor. Akhirnya Anisapun tertipu oleh Jordy, dan malamnya ia langsung ke Hotel yang telah ditetapkan. Anisa datang bersama Victor, namun ternyata modus kriminil Jordy sudah sangat rapi, jadi Victor bisa diatasi, ketika menjelang masuk hotel Victor di telpon agar oleh orang suruhan Jordy, dan ia menggiring Victor agar Anisa dibiarkan masuk seorang diri ke room yang ditentukan.
Setibanya Anisa di room yang ditentukan. Anisa memencet bell kamar, dan Jordy membukakan pintu.
Jordy : " Anisa?""
Anisa : "iya,... Ini lokasi pemotretan tabloid W***A?
Jordy : "iyah betul, silahkan masuk,.. Saya Frank yang tadi telpon Anisa, gimana dah siap untuk sesi pemotretan?! Oh iya, maaf tolong HP nya di-off kan dulu, biar kita lebih khusu."
Anisa :"oh iyah... Kita mau foto bertema apa??"
Jordy :" kita akan berfoto bertema bikini, dan itu telah disepakati oleh manager anda"
Anisa kaget mendengar itu,
Anisa:"tapi saya tidak tau kalau akan dipotret dengan pakaian semacam itu,?!"
Jordy : "ya itu terserah anda, yang jelas manager anda sudah teken kontrak, apabila anda membatalkan kontrak sebelah pihak, kami akan menuntut dan akan panjang urusannya, bukan cuma karir anda yang akan jatuh, tapi Girl Band anda juga, semua di tangan anda" (menakuti Anisa)
"Tenang ajah, kami tidak akan memotret terlalu Vulgar kok" tambahnya sambil memberikan setelan bikini berwarna pink yang harus dikenakan.
Anisa : "hmmmm..... Okeh lah... " Tanda menyetujui dan pergi ke ruang ganti.
Anisa kini telah siap dipotret dengan berbusana bikini, dan setelah beberapa pose pemotretan, Jordy memanggil Rendy,
Jordy : "Ren.... Bawa properti tambahan...!!!" Memanggil Rendy untuk membawakan sesuatu.
Anisa :"loh.. Ada orang lain juga to disini?"
Jordy : "iyah, dia asisten saya dan kadang jadi model pria tambahan or pengganti.
Dan datanglah Rendy yang berkepala plontos itu dengan membawa Dildo merah muda, dan Rendi dalam kondisi telanjang bulat. Anisa kaget melihat itu, dan Rendy mendekati Anisa yang masih mengenakan bikini dan melepasnya paksa,
Anisa :" lohh... Ren?!! Kamu??!! Ini sebenernya bagaimana? Kenapa dia telanjang??!!" Anisa bingung bercampur takut.
Rendy :"bukan aku saja, tapi kita" sambil mendekali Anisa dan melepas paksa bikini merah muda itu.
Anisa berusaha melawan sekuat tenaga dan berusaha berteriak minta tolong, namun hal itu sia-sia, karena kamar yang dipesan Jordy untuk mengeksekusi Anisa sudah dipasangi kedap suara, jadi tidak akan terdengar walau Anisa berteriak. Anisa baru menyadari dia sedang dikerjai, namun apa daya dia hanya seorang wanita dan seorang diri melawan dua pria yang sedang tinggi birahinya. 
Rendy berusaha merobek bikini tipis itu, Anisa hanya bisa meronta, dan robeklah bikini itu perlahan, sampai pada akhirnya Anisa tak terbungkus oleh sehelai kainpun. Rendy dan Jordy menganga melihat gundukan payudara yang menggoda itu, walau tidak besar, payudara Anisa menjadi penambah daya tarik kecantikan wajahnya, ditambah Vagina perawan anisa yang terawat dengan labia minora yang berwarna merah hati, menjandi pelengkap keindahan gadis cantik asal Bandung ini.
Jordy memegangi tangan Anisa sambil meremas-remas payudaranya dan Rendi bermain-main dengan vagina Anisa yang sudah di depan matanya. Rendy memainkan vagina Anisa dengan dildo merah muda yg ia pegang, dan ia memasukkannya ke dalam vagina yang masih tersegel rapi itu, dan... "Aaahhhhh....... Sakit Renn...... Ahhh...... Jangan....!!!! Jerit Anisa kesakitan setelah vagina perawannya ditembus dengan dildo, nampak darah segar mengalir dari mulut vagina Anisa yang telah dimasuki dildo itu.
Jordy : "ahh... Payah lo bro... Memek perawan lo masukin dildo, mendingan kontol lo ajah!!! Sayang banget bro!!!" Menyesalkan perbuatan Rendy.
Rendy : "biarin ajah bro... Gue pengen mainin dulu ni memek cewek idaman gue hahahaha"
Anisa hanya bisa menangis dan merintih serta menyaksikan vaginanya menjadi objek pelampiasan para pria bejat itu.
Vagina anisa yang memiliki bulu kemaluan di atas bagian klitorisnyanya itu kini dihujam oleh dildo yang tengah menggelitiki vagina yang berlumuran derah segar keperawanan, dan sesekali Anisa menggelinjang mulai merensop rangsangan yang sebenarnya nikmat dirasa. 
Kini Anisa menggelinjang hebat sambil terkulai lemas karena ia mendapatkan orgasme pertama kalinya, tubuhnya seketika terkulai lemas, suara rintihnya melemah dan usaha menolak dengan gerakan rontaanyapun kini melemah “ahhh.... oohhh...... hmmmm... ahhh...... sttststst... ah....... jangan Ren.... ohhh.........”
Rendy dan Jordy membangunkan Anisa dari posisinya yang sedang berbaring lemah, Anisa dijongkokan sehingga ia berdiri dengan bertopang lutut, dan tangannya diarahkan untuk memegang kedua penis yang dimiliki kedua orang sahabat itu. 
Dan sesekali Jordy dan rendy bergantian menjulurkan penis tegangnya itu kemulut Anisa.
Rendy: “Ayo buka mulut lo manis... sepong kontol gue!!! Gue udah ngaceng banget ni...” langsung memasukkan penisnya ke mulut Anisa dan mendorongnya maju mundur. “Anjing... enak banget ni mulut cewek, ahhhh... ahhhh.... ahhhh...” sambil menggoyangkan penisnya maju mudur dengan cepat, bahkan ia tancapkan dalam-dalam penisnya itu sampai ke kerongkongan Anisa, sampai Anisapun terbatuk-batuk dan hampir mau muntah.
Begitu pula dengan Jordy, penisnya sesekali di elus-elus oleh tangan imut personel cherrybelle yang cantik ini dan sesekali ia masukan ke lubang mulut Anisa.
Jordy : “Bro... lo gak salah pilih target, udah cakep, sepongannya juga okeh, padahal dia gak kasih respon, apa lagi kalo doi kasih renpon, hahahahaha....” sambil menikmati hisapan mulut Anisa pada penisnya.
Payudara yang berputing merah muda itu terlihat menggelayut lemas seakan ikut merasakan penderitaan Anisa dan gundukan vagina yang tertungkul ke bawah seakan sedang menunggu giliran untuk dimasukkan penis para bajingan itu.
Jordy : “ tuh gue kasih waktu buat lo nikmatin memeknya ni cewek duluan, gue mau ke belakang dulu. (meninggalkan pesta atas tubuh Anisa)
Rendy:”Okeh bro.... jangan lama-lama, fantasinya kurang berasa kalo maen sendiri”
Dan Anisapun disuruh berdiri dengan paksa kemudian Rendy Berbaring di bawahnya, Anisa di paksa untuk menduduki penis tegang Rendy yang sedang mengacung dan...
Anisa: “ahhhhh.... sakit Ren... ampun....” memelas dan merintih.
Rendy : “Anjing lo... semakin lo merintih, gue makin horny and nafsu ngentotin lo sayang... ahhhhh... ahhh... “ sambil menggoyangkan penisnya dari bawah ke lobang mulut vagina perawan itu. Dan rendypun sesekali mendorong dan menarik bokong anisa agar ia mengikuti gerakannya. Setelah 7 menit, Jordy datang kembali dan kembali mengikuti pesta penggagahan keperawanan vagina Anisa cherrybelle.
Ia merangsang klitoris Anisa dengan getaran dildo, dan mulut vagina Anisa tersumpal dengan penis keras Rendy yang sedari tadi keluuar masuk menikmati vagina Anisa.
Nampak setelah terkena sentuhan getaran dildo pada klitoris Anisa yang disaat bersamaan pula lobang vaginannya pun sedang bersarang penis mengakibatkan Anisa kembali orgasme dahsyat yang kedua “ahhh.... aku gak kuat.... aku ingin pipis.... ahhhhhhhh.........................” terkulai lemas lah Anisa untuk yang ke dua kalinya.
Kemudian Jordy meminta untuk ikut merasakan vagina dara cantik asal Bandung ini.
Jordy : “Kasian doi lemes tuh... sini giliran gue,” sambil membangunkan Anisa yang terduduk lemas di atas penis Rendy.
Jordy mengangkat Anisa dan menggendongnya dari depan sekaligus memasukan penis tegangnya ke dalam vagina Anisa.
Jordy: “anjrit... bener-bener enak memek gebetan lo ini..... ahhh..... ahhh...” sambil menyodok vagina Anisa dengan posisi menggendong tubuh imut Anisa chibi.
Anisa hanya mengikuti dan memeluk bahu Jordy, bukan karena ia menikmati sepenuhnya, namun ia takut terjatuh dari pelukan Jordy jika ia tidak berpegangan erat. Kemudian pegangan erat itu pula menggambarkan kesakitan yang bertabur kenikmatan yang ia rasakan dari vaginanya itu.
Karena merasa berat dan capek, akhinya Anisa diturunkan dari pelukannya itu, dan Anisa disuruh menungging, maka jelaslah nampak terlihat dua lubang, yaitu lubang vagina dan liang dubur milik Anisa.
Belum puas dengan menyodok Anisa dari bawah, iya kini menyodok lagi dari belakang. Wajah Anisa terlihat jelas dari selangkangannya sendiri, rambut Anisa yang panjang dan hitam itu menggelayut ke bawah, dan wajah manis yang biasa tampil di depan Televisi dengan senyum ceria, kini meringis mendesah dan kesakitan menahan rasa sakit di vaginannya yang baru saja hilang keperawanannya. Rasa benci, sakit, perih dan nikmat serasa bersatu menggunduk di dalam jiwa Anisa. Selayaknya seorang wanita normal, ia berharap keperawanannya itu bisa diberikan kepada oarang yang ia cintai, namun semuanya telah sirnah.
Kini Jordy melepaskan penisnya dari liang vagina Anisa, dan Rendy kembali melanjutkan nafsu birahinya itu dengan kembali mendudukan Anisa di atas penisnya. Rendi duduki di atas sofa dengan mengacungkan peisnya ke atas bagaikan roket yang akan meluncur. Namun Anisa nampaknya sudah mulai bisa menikmatinya, karena tanpa disuruh, Anisa langsung bergoyang di atas penis itu. Anisa berfikir semakin cepat ia memberikan goyangan kenikmatan pada kedua penis itu, semakin cepat pula ia selesai dari penyiksaan yang ia rasakan itu.
Rendy : “Anisa sayang...... ahhh... ahhh... memek kamu bener-bener ajib..... enak sayang ah......”
Namun Anisa tidak mau menghadapkan mukanya ke hadapan wajah Rendy, teman kampusnya yang bajingan itu.
Anisa kembali di baringkan, dan rendy sepertinya sudah mulai merasakan akan ejakulasi, ia cabut penisnya dan memasukan kemulut Anisa dan menggesek-gesekannya, setelah beberapa detik Anisa kaget karena mulutnya dipenuhi cairan pekat dan asin.
Anisa berusaha mengeluarkannya sperma itu dari mulutnyanya, namun Rendy terus menyumpal mulut Anisa dengan penisnya yang masih setengah tegang itu. 
Dan Anisapun terpaksa menelan sperma yang ada di tenggorokannya itu.
Baru saja penis Rendy keluar dari mulutnya, kini liang vagina Anisa Telah di sumpal lagi dengan penis Jordy. Nampak cairan kewanitaan Anisa yang telah mengering meutih di batang penis Jordy, jordy terus menggenjot Anisa dengan cepat, anisa terus mendesah “ahhh.... ahhhhh.... ohhh...... ampunnn... ahhh...... terus.... enak...... ahhh....... yeah.... ahhhhh....” dan desahan Anisa diakhiri dengan desahan panjang tanda orgasme ke tiga yang ia dapatkan. Namun desahan panjang Anisa itu ternyata dibarengi dengan penetrasi yang sangat dalam dari penis jordy yang juga di barengi desahan Jordy “argghhhh.... ahhh... ahhh ahhh..... enak bener ngecrot di memek kamu ... ahhh.... “ katanya , ternyata Jordypun berejakulasi, mereka orgasme bersama, menyyatukan cairan birahi mereka bersamaan.
Anisa merasakan ada cairan hangat yang mengalir deras di dalam vaginanya. Iapun berusaha mengeluarkannya karena takut akan mengakibatkan kehamilan. Dan ternyata mengalirlah cairan putih yang lumayan banyak dari liang vagina Anisa.
Setelah puas mengeluarkan lahar putih, ke dua orang itu mengambil sesuatu dari tiap sudut di room itu, dan ternyata itu adalah kamera tersembunyi yang sengaja mereka pasang untuk merekam adegan itu.
Jordy menontonkannya kepada Anisa, sambil berkata, 
Jordy :”Lo silahkan laporan sama siapapun tentang pemerkosaan ini, termasuk sama polisi, tapi lo pun harus siap menjadi tontonan bagi para twibi and twiboy dalam adegan sex ini, hahahahaha..... dan resikonya lo akan hancurin karir lo and temen-temen lo kalo video ini nyebar.” Mengancam dan menakuti Anisa. 
Anisa hanya terdiam sambil sedikit meringis, matanya berkaca-kaca seakan tak kuat lagi membendung tangisan.
rendy:”and satu lagi, kalo lo gak mau ini menyebar, lo harus siap kapanpun kalo kita lagi butuh memek lo... okeh!!! Hahahahah........”

Anisa semakin tak bisa membendung air matanya lagi, dan ia pun menangis tersedu-sedu mendengarkan tawa kepuasan dari Jordy dan Rendy sambil berharap kalau itu hanya mimpi buruk yang akan hilang ketika ia terbangun.

Anisa Chibi 2

Perkenalkan,nama gue adalah satria,gue adalah mahasiswa arsitektur iten*s bandung.sejak awal masa ospek kampus,gue udah terpanah ngeliat perempuan yang jadi temen kelompok ospek gue.namanya adalah anisa rahma,yang sekarang orang kenal dengan sebutan anisa chibi.gue kenal dia jauh sebelum dia terkenal dengan girlband cherrybelle nya.akhirnya kami menjalin pertemanan yang cukup dekat sampe beberapa tahun.sampe akhirnya setahun belakangan dia mulai jarang keliatan di kampus,dan ternyata dia sudah sering muncul di tv bersama cherrybelle.entah sejak kapan anisa mulai muncul dalam imajinasi liar gue,setiap kali dia perform di tv,gue selalu membayangkan dia menari dan berlenggang di depan gue.ini mungkin dikarenakan sejak anisa mulai menjadi anggota girlband,dandanan nya mulai terbuka dan memperlihatkan kulit mulusnya.
Akhirnya pada satu waktu,gue memberanikan diri untuk bbm dia dan menanyakan kabarnya.beruntung sekali dia merespon dengan baik dan dia curhat soal kuliahnya yang agak terlantar karena sibuk kuliah.gue pun menawarkan catatan kuliah dan beberapa tugas yang sudah dia lewatkan saat sibuk bersama cherrybelle.akhirnya dia ngajak ketemuan,dan gue pun senyum senyum sendiri dan tak sabar untuk bertemu dengannya.akhirnya pada malam minggu itu,dia bilang kalau dia perform di Jakarta,gue pun bela belain untuk ngebut dari bandung ke Jakarta demi ketemu anisa.sebelumnya gue bbm sahabat gue yang kuliah di Jakarta nanya dimana tempat yang sepi buat berduaan,dan temen gue nawarin kosannya yang dekat dengan salah satu kampus di daerah depok.akhirnya gue sampe di tempat anisa perform,dan gue bisa liat dia di panggung dari kejauhan,seperti biasa gue suka liat pakaian dia saat tampil,tidak terlalu terbuka tapi tetap seksi.setengah jam sudah dia tampil,dan dia bbm “satria,kamu dimana?jadi ketemu”,dan gue bales “aku di deket atm b** nih,tadi liat kamu tampil jg kok  “ dia bales lg “yaudah aku ganti baju dulu sempet ga?” dan gue bales lagi “gausah ganti baju jg gapapa kok cha”.akhirnya dia nemuin gue masih dengan baju panggungnya,dalam hati gue akhirnya gue bisa ngeliat anisa dari deket lagi,dan dia saat ini wangi bangeeet.akhirnya dia bilang “yaudah kita cabut yuk,sekalian kamu ajarin aku perancangan arsitektur yang kemaren kamu bilang itu”.akhirnya kami masuk ke mobil,dan kami cabut dari sana.
Anisa sempet bingung karena dibawa ke daerah kos kosan.gue beralasan kalau itu kosan sodara gue dan sodara gue lagi nginep di rumah temennya,kebetulan kosan itu adalah kosan campur antara pria dan wanita.akhirnya kami masuk ke kamar itu (sebelumnya sahabat gue udah taruh kunci di atas teralis pintu kamarnya),dan untungnya kamar itu sedang dalam kondisi cukup rapi.tanpa banyak basa basi,kami berdua duduk berdekatan di sofa kamar itu,dan mulai mengajari anisa beberapa materi soal arsitektur tersebut.kurang dari setengah jam dia sudah terlihat jenuh,akhirnya kami memutuskan beristirahat sebentar.dalam beberapa menit gue sempet canggung,dan akhirnya membuka pembicaraan “cha,kamu udah berubah ya sekarang,beda banget sama yang dulu”.anisa terlihat tersipu sambil berkata “beda apanya?”,gue jawab “lebih seksi aja sekarang pakaiannya”,dia bilang “tuntutan profesi sat hehe emang terbuka banget ya?”,gue jawab “ga sih,tapi aku suka aja liatnya”,”liat apaan hayo?”si anisa bertanya lugu tapi sangat memancing.gue jawab “ mmmm,liat ini kamu lho (nunjuk paha nya dia).kan kalo lagi kuliah kamu pake jeans terus”,dia seperti salah tingkah dengan jawaban gue,trus gue Tanya “gapapa kan kalo aku liat paha kamu?”,anisa ketawa dan dia bilang “yaudah gapapa atuh sat,kok kamu pake ijin segala,kalo megang baru ijin!” trus aku bilang”yaudah aku mau megang boleh?” ,tanpa persetujuan dari anisa,gue mulai membelai paha mulusnya,akhirnya dia nahan tangan gue,”kamu lagi horny ya sat?”,gue Cuma ngangguk,dan dia ngelepasin tangannya.akhirnya gue mulai ngangkat rok nya pelan pelan.ah ini seperti apa yang ada dalam imajinasi gue selama ini,gue bisa menyentuh anisa!.tanpa banyak basa basi tangan kiri gue merangkul badannya,sementara jari jari gue tetep sibuk ngelus paha mulusnya anisa.gue berbisik “cha,maafin aku ya kalo aku jadi pengen,kamu ga marah kan?”,dia bilang “mmm,gapapa sat,tapi jangan bilang siapa siapa ya”.seperti mendapat lampu hijau,gue mulai mencium tengkuk leher,kening,hingga akhirnya gue dan dia mulai berciuman bibir.sementara itu tangan kanan gue mulai naik ke atas dan mulai meremas payudara nya dari luar dress panggungnya itu.ukurannya tidak besar,sekitar 34 B,tapi itu cukup besar di genggaman gue.akhirnya gue melepaskan ciuman dan mulai melepas resleting dress nya dari belakang,dan akhirnya guemelihat badan anisa yang hanya ditutupi bra berwarna biru langit itu.dengan cekatan gue buka bra nya dan meremas dengan gemas payudara anisa itu.anisa hanya mendesah kecil saat gue mulai menyusu pada putingnya.mungkin ini pertama kali buat dia,setelah 5 menit gue puas menyusu,dengan cepat gue buka kaos,celana jeans dan underwear yg gue pake saat itu.gue berdiri di depan anisa yang duduk bersandar di sofa,gue mulai mengocok ngocok sendiri penis gue sambil bilang “cha,kamu bisa bantuin aku ngocokin ini?”.dia bertanya dengan nada sedikit mendesah”ngocok doang kayak gitu sat?”,lalu aku meraih tangannya dan menaruhnya di kepala penisku.dengan cepat dia beradaptasi dan mengocok penisku dengan lembut.aaaaaah,rasanya seperti mimpi,tapi ini nikmat sekali.tak pernah terbayangkan seorang anisa chibi yang kulihat di tv dan di sudut ruang kuliah itu,sekarang di hadapanku setengah telanjang dan mengocok penisku dengan lembut.setelah kurasa cukup puas,aku meraih tangannya untuk berdiri,dan kami berpelukan,berciuman, sambil kulepaskan rok putih serta celana dalam nya itu.kuremas pantatnya,dan aku mulai menggesek gesekkan penisku ke vagina nya.lalu gue berbisik “cha,I love you,and I wanna making love with you,babe” dia menjawab dengan singkat “me too,sat.let’s do it”.akhirnya gue membaringkan dia di sofa,dan gue mulai memasukkan penis kedalam vagina nya.ini pertama kalinya buat dia,dan jelas aja terasa sesak vagina nya menjepit penis gue.akhirnya darah dari selaput dara itu membasahi sofa,dan kami tak peduli.selama 2 jam itu gue terus menyetubuhi anisa dengan berbagai posisi yang sering gue tonton di film bokep laptop gue,dan dia dengan cepat menyesuaikan gerakannya..sebelum akhirnya gue memuncratkan sperma gue,dia ada di posisi woman on top,betapa sensualnya anisa dengan pose itu,terlebih payudaranya yg berukuran sedang itu mengayun mengikuti irama tubuhnya.setelah dua kali gue memuncratkan sperma ke dalam vagina nya,akhirnya kami memutuskan buat bersih bersih di kamar mandi,berpakaian rapi,lalu cabut dari sana sekitar jam 2 malam untuk langsung kembali ke bandung.sungguh malam tak terlupakan bersama anisa chibi.dan hingga saat ini kami masih cukup dekat dan beberapa kali ketemuan untuk sekedar foreplay atau petting saja,karena jadwal manggungnya yang sudah sangat padat.i love you,anisa chibi.

Semalam Bersama Angel Chibi




Hai… kenalin nama gue Ricko, gue salah satu mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan ternama di Jakarta, sebelumnya gue berkuliah di Australi, karena alesan tertentu gue dipindahin ke Jakarta ma nyokap. Fisikly Gue memiliki tubuh yang tinggi dan kekar, maklum gue anak blesteran Indo-Jerman.
 

Awal kisah bermula pada saat gue baru 4 bulan masuk kuliah di Universitas di Jakarta ini, gue menemui seorang cewek Chinese yang ngebuat gue selalu horny, dia adalah Margareth Angelina yang biasa dipanggil “angel” namanya sesuai dengan penampakannya, bagai bidadari putih mulus dan bersih. Gue sebelumnya kagak tau kalo doi ternyata artis yang cukup terkenal, yaitu salah satu personel dari GB yang lagi beken. Angel jarang sekali keliatan di kampus, makanya pas doi muncul di kampus, gue piker Mahasiswi baru, ternyata doi seangkatan ama gue, Cuma beda Jurusan ama gue. Semenjak pandangan pertama gue ngliat dia, gue slalu kepikiran. Apa itu namanya cinta in first sight or apa??!! Gue bingung juga, soalnye gue tiap liat cewek cakep langsung kepikiran ajeh.
Suatu ketika, pada saat pulang kuliah, kira-kira jam 5 sore, dia keliatan sendirian lagi nungguin seseorang, akhirnya gue coba tuk deketin doi, walaupun gue kurang PD (maklum kemaluan gue gede alias pemalu).

Gue : “Hhhheheyy....” (menyapa sambil terbata-bata)
Angel : “Iyah.... (menjawab tanpa menatap wajah gue karena lagi sibuk dengan BB nya)
Gue awalnya ngeper, “gile ni cewek sombong banget” pikir gue dalem hati. Tapi gue coba terus deketin doi karena jarang-jarang gue berani nyapa cewek kaya gitu.
Gue : “Angel yah...”
Angel : “iyah... (mulai merespon dengan melihat ke arah gue) “siapa yah??? .... ehh.... tapi kaayanya aku juga pernah liat kamu deh...
Gue :”Ya iyalah pernah liat, kita kan sekampus!! Kenalin gue Ricko, gue baru disini, pindahan dari Australi, btw lo anak akuntansi kan?
Angel : “oohh.... iyah... (mulai menjawab) kamu anak akuntansi juga??
Gue :”bukan-bukan... gue anak hukum. Lo lagi nunggui sape nih?? Kayanya gelisah amat???
Ange : “iya nih... aku lagi nungguin kak Victor”
Gue : “Sapeh?? Cowok lo?? (maklum gue ga pernah nonton chibi)
Angel : “bukan... dia manejer chibi, emang kamu gak tau??
Gue : “ hehehehe... sorry, gue kurang apal dengan perartisan di negara ni, coz kalo nonton juga gue nonto chenel luar terus, heheheh”
Angel :” ohh.... pantesan.... “
Gue ” iyah ni... makanya gue juga baru tau kalo yang lagi gue ajak ngomong juga artis, hehehe”
Angel : “idihh... apaan sih.... biasa ajah kali... hehehe (mulai akrab)
Dalem hati gue bilang “wah ternyata doi suple juga yah.. gue kira sombong mentang-mentang artis”
Gue: “ emang ada jadwal show yah??? Ampe Nungguin manajernya?
Angel : “ah.. nggak ko... Cuma rencananya chibi mau jalan bareng, tapi ah... ga jelas juga sih... ini di BBM belum di read ma kak victor. Ni juga tau jadi pa enggaknya”.
Gue: “emm... mau gue temenin nungguinnya?? Coz gue juga pengen donk gaul sama artis, heheheh.... kali ajah gue bisa jadi anggota chibi juga hahahaha..... (sambil canda)
Angel:”ih.. kamu gokil yah... masa cowok mau jadi anggota chibi, hahahah..... aku enggak bisa bayangin cowok se-maskulin kamu jadi anggota chibi, hahahaha (tertawa terbahak-bahak)
Akhirnya gue and doi ngobrol banyak sambil nungguin si Victor, sambil canda layaknya temen yang udah akrab. 2 jam berlalu kita kagak nyadarin, gara-gara keasikan ngobrol.
Gue :”eh... keasikan ngobro, nih udah gelap ajeh langit, gimana menejer lo jadi jemput kagak?? Ga sabar nih mau daftar jadi anggota chibi hahaha (masih dalam kondisi bercanda)
Angel :”hahahaha.... gak tau nih.... btw asik juga yah ngobrol ma kamu, padahal baru kenal, tapi aku ngerasa udah akrab ajah, hahaha... abisnya kamu gokil abis ih... hahaha (terus menertawai kekocakan gue)
Gue : ”ya udah lah.. gimana kalo kita jalan ajah, dari pada lo pulang langsung juga, udah kepalang nunggu lama. Heheheh (ajak gue)
Angel :” iyah juga sih.... and aku juga udah kepalang izin sama ortu nih... emang mau jalan kemana???
Gue : “ ya... kalo gue sih ngikut ajah, maklum udah lama ninggalin jakarta, udah ga inget tempat asik buat maen, and juga gue kagak tau lo suka jalan ke tempat bagemana?!!”
Angel: “ emm... ya dah kita nonton and makan ajah yukk.... kebetulan aku punya resto favorit, kamu cobain dehh!!!!

Akhirnya kita berdua cabut nonton terus makan, sesudah makan, gue ajakin dia maen ke apartemen gue, soalnye kurang lebih 5 jam bersama doi bikin gue horny, apa lagi pas nonton doi sempet nyandar di bahu gue, gue nyium aroma rambutnya yang wangi, and nampak dari atas belahan toket yang standar bikin gue makin nafsu, rencana gue mau kasih dia obat tidur and gue perkosa dia, soalnya gue udah ga bisa mikir jernih lagi, ga tau bakal apa resiko yang bakal gue tanggung kalo lakuin itu. Tiap kali doi meleng, gue curi-curi pandang ke arah toketnya yang berada di balik t-shirtnya, and gue juga sesekali liat belahan selangkangannya yang lumayan nampak dari balik jeans ketanya.

Gue : “ Eh.. lbaliknya maen dulu yah bentar ke apartemen gue, mau ambil barang titipan temen gue, nanti biz itu gue anterin lo pulang, gimana? Soalnye rumah temen gue ntu searah ke rumah lo nggel...
Anggel : “ oh.... ya sudah.... gak papa ko....” (jawabnya tanpa banyak mikir)
Gue : “ tapi ortu lo gak bakalan nyariin???”
Angel :” gak ko... nti aku bilang kalo pulangnya agak telat”

Akhirnya kita berdua langsung pulang ke apartement gue, and di pikiran gue udah ngebayangin hal-hal yang indah, kontol gue makin keras, and keliatan menonjol dibalik celana jeans gue. And sesekali gue ngelirik ke arahnya, ternyata doi juga sedikit ngelirik ke arah kontol gue (kali dia bingung kenapa jeans gue lama kelamaan nonjol).
Sesampenye di apartemen, gue suruh dia duduk di ranjang, maklum apartemen gue sempit and sofa y Cuma ada dua, itu juga lagi banyak buku-buku yang ditumpuk disana (maklum lagi persiapan skripsi), makanya gue suruh doi duduk di ranjang. Terus gue setelin TV and gue pergi ke dapur buat bikinin minum yang bakalan gue masukin obat tidur (sesuai rencana gue). Pas gue lagi bikinin minum dan and lagi mau masukin obat tidur, tiba-tiba doi dateng ke dapur.

Angel: “eh.. Rick!! (suaranya mengejutkan)
Gue : “i.. iyah... (sambil ngumpeting obat tidur ke balik badan gue)
Gue panik and gerogi, maklum baru kali ini gue berbuat modus kejahatan macam ini.
Angel: “aku boleh minjem anduk ga?? Aku ikut mandi bolehkan? Rasanya lengket ni badan.”
Gue : i... iyah... ambil ajah di lemari deket TV, sorry gue lagi tanggung bikin minum (sambil menunjuk arah lemari dan tangan kiri gue masih megang bubuk obat tidur itu)
Angel : ohh... iya deh gak papa... aku ambil sendiri deh... (langsung pergi mengambil anduk tanpa ada rasa curiga)
“Hampir ajeh ketauan,” ucap gue pelan, pas gue mau lanjutin modus kriminal gue, ternyata bubuk yang tadi pada jatuh, and ga da yang nyisa di bungkusnya. Kecawa berbalut rasa horny yang masih tertahan. “apess dah gue.... kayaknye gue harus coli lagi nih...” pikir gue dalem hati. Ketika sedang menyesali kegagalan modus kriminal gue, tiba-tiba angel manggil dari dalem kamar mandi.
Angel : “Rick...... kesini donk..... aku mau minta tolong”
Gue : “i... iyah bentar” (kaget sambil langsung menuju kamar mandi)
Gue menghampiri and ngetuk pintu kamar mandi.
Gue :”iyah.. gue disini, ada apa??”
Angel: “masuk ajah!!!”

Gue ngebuka pintu kamar mandi and gue terpana melihat keindahan tubuh mulus Angel yang sedang terbungkus handuk ungu punya gue, gue melongo sambil ngeliat ke arah tubuh angel, and kontol gue makin keras, serasa pengen langsung menerkam si angel. Tapi gue disadarkan oleh tepukan angel di pundakku.

Angel : “hehhh.... ngelamun ajah....!!!” kamu ngeliatin apa??? Ngeliatin anduk kamu apa ngeliatin isi di dalem anduknya???
Gue tersadar sambil sedikit malu, atas sindiran angel.
Gue : “ehh... sorry... gak maksud ga sopan ko... (gugup bercampur malu)


Tapi kegugupan and rasa malu gue berubah seketika ketika Angel tiba-tiba membuka handuknya, dan terlihat dua gunung mulis dengan pentil puting yang merah muda, gue melotot dan menganga meliat keindahan tubuhnya dalam kondisi setengah telanjang, coz CD doi belum dilepas, gue melotot dan mata gue sedang menikmati pemandangan indah itu, toket sedangnya itu sangat membuat birahi gue meakin memuncak, walau memeknya masih ketutupan CD putih bertali merah, tapi nampak jelas selangkangan ke arah memeknya itu mulis bersih, nampak seperti hampir ga ada jembutnya yang muncul.

Angel :”heh.. ngelamun lagi.... tadi pas masih ditutup melongo, sekarang udah di kasih liat masih juga bengong.... diapain kek...
Aku tau kamu dari tadi udah horny, sejak nonton, kamu ngeliatin ke arah tetknya aku, and wajah kamu udah keliatan banget lagi nahan sangek. Aku juga jadi ikutan sangek tau... apa lagi ngeliat bawah kamu makin lama keliatan nonjol, kontol kamu pasti gede, jadi aku mau kamu ajakin maen kesini.”

Gue kaget dengan ucapan angel, ternyata dia udah tau apa yang sedari tadi di otak mesum gue, and ternyata dia ngasih lampu hijau bahkan dia juga berminat buat gue entot.

Akhirnya dia narik tangan gue, langsung ajah gue lumat bibir imutnya, doipun ngebalas lumatan gue, kita berdua terus cipokan sambil tangan gue menjamahi badan doi, gue raba pinggulnya, terus naik kepunggungnya and berlanjut ngraba bagian depannya, dari perut sampai pada akhirnya gue ngeremes toketnya. Anjrit.... toketnya masih kenceng.... gue mainin putingnya pake jari dan tiba-tiba putingnya mengeras, angelpun mendesah “ahhh.....” sambil terus ciuman bibir dengan gue. Setelah kerasa makin ngeras putingnya, akhirnya gue lepas ciuman bibirnya, and terus ngenyot puting si Angel, Edan..... enak banget ngemutnye... suara desahan si angel makin bikin gue bernafsu ngelumat puting and toket si Angel.

Ga kerasa udah 20 menitan gue berciuman ma doi. Akhirnya gue lepas tali CD putihnye, and nampak memek mulus dengan sedikit jembut yang tercukur rapih di atas memeknye, jadi ga ngeganggu pemandangan belahan memeknya. Karena pegel berdiri dari tadi, akhirnya gue bopong tubuh imut personel cherry belle ini ke ranjang gue, yang mana doi dalam kondisi telanjang bulat, toket yang mancung seakan-akan minta untuk diremas dan di sedot, memek diselangkangan paha yang seakan malu-malu tapi mau untuk segera dientot.
 

Begitu di ranjang, Gue langsung tengkurepin doi terus gue langsung lepas semua pakaian gue dan nampaklah sudah kontol gue yang telah tegang dan sedikit basah di ujungnya, gue langsung tarik pinggulnya dan Anggelpun kini menungging di depan gue, tanpa buang-buang waktu, gue lamotin memek si Angel, mili demi mili memek Angel Chibi gak lepas dari jamahan lidah gue, dan ketika gue lamotin klitnya anggel langsung menggelinjang dan mendesah, tapi gue gak peduli doi kegelian apa keenakan, yang jelas gue lagi nafsu banget amak memek ni personel cheribelle. Gue lamotin klitnya sambil gue masukun jari telunjuk gue, dan Angel mendesah keenakan “ahhh..... rick.... enak Rick.... ouhhh.... shit..... ahhh.....” semakin dia mendesah semakin gue bernafsu ngelamot klitnya dan masukin jari gue maju mundur dengan cepat, hingga akhirnya
 

“ahhhhh........ aku pingin pipis Rick... ahh.... ahhh..... ahhhhhhhhhhhhhhhh...............” desahan panjang si Angel disertai gelinjangan pantanya juga pahanya yang mengejang berusaha menutup memeknya menandakan kalo si Angel orgasme, terasa cairan kewanitaan yang rasanya asin mengalir ke lidah gue membuat gue semakin nafsu, dan gue sedot lobang memek si Angel dan gue telen cairan asin itu, gue julurin lidah gue ke dalam lobang memek si Angel sambil jempol tangan gue mainin klitorisnya si Angel. Angel hanya bisa mendesah sambil menikmati permainan mulut gue atas memeknya “ahh..... enak banget rick..... ayo donk buruan masukin kontol kamu Rick... aku dah gak kuat nih....”
 

Akhirnya permohonan Angel gue ladenin, doi gue telentangin di atas ranjang dan gue buka pahanya lebar-lebar, nampak jelas kini lobang memek Angel Cheribelle, langsung gue basahi kontol gue dengan ludah gue (sengaja gak gue suruh oral dulu, coz gue pikir kasian taknya dia gak doyan).
Setelah basah dengan ludah gue, kontol gue yang panjang ini gue sodokin ke dalam memek si Angel, Anjrit.... peret gile.... walaupun udah kagak perawan (mungkin pernah dientot ma cowoknye, makanya doi mau gue entot). Tampak wajah meringis Angel membuat gue makin nafsu, karena masih peret, gue dorong pelan-pelan, “Sakit kagak Nggel?? Kalo sakit gue cabut ajah” kata gue sambil sok sokan care and polos. “Biarin ajah, aku meringis keenakan walau agak sakit Rick, oohhh... ahhh....” kata si Angel sambil narik bagian atas memeknya biar lobangnya agak kebuka lebar. Dan guepun terus lanjutin genjotan gue, mulut gue pun gak bisa nahan keenakan memeknya si Angel, gue juga mendesah “ahhh..... ahhh..... enak banget memek lo Nggel... ahhhhh....” sambil gue goyangin mulai dengan tempo yang agak cepet, setelah 5 menit, doi udah gak ngerasain sakit, tapi tinggal enaknya, doi pun megangin paha gue sebagai isyarat biar gue sodok terus memeknya dengan cepat, gue langsung kencengin kecepatan genjotan gue dan “ahhhh..... ahhh.........” si Angel mendesah
 

sambil nahan pantat gue ketika kontol gue amblas di dalem memeknya bahkan kontol gue serasa udah mentok ke dinding rahimnya or apalah (gue ga ngerti daleman memek). Kerasa daleman memek si Angel mpot-mpotan karena orgasme yang kedua.

Pegangan tangan doi ke pantat guepun mulai melemah, and gue biarin dulu sambil gue ciumin bibir and sedotin toketnya.

Terus gue bangunin si Angel dari ranjang and gue tiduran, sekarang si Angel ada di atas gue, sambil berhadapan doi goyangin memeknya di atas kontol gue, “ahhh... ahhhh.... desahnya sambil goyangin memeknya naik turun, nampak toketnya naik turun ngikutin irama goyangan si Angel,

toketnya itu seakan-akan ngeledekin gue dan gue remes toket yang bergoyang itu, “Nggel gak nyangka bukan Cuma dance di atas panggung doang lo, tapi bisa goyang di atas kontol gue, ahhh...” Angel tersenyum sambil lanjutin goyangannya, sesekali dia merem melek sambil ngegigit bibir imutnya, tanda menikmati banget kontol gue.

Terus gue balikin badan ntu personel Chibi, sekarang dia masih WOT tapi ngebelakangin gue, karena gue ngeliat doi udah rada ngos-ngosan, sekarang gue yang nyodok memek doi dari bawah, gue sodok abis-abisan memek si Angel, dan akhirnya doi ngejingkrak berdiri tapi langsung duduk lemes, tanda orgasme ketiga. Orgasme kali ni agak banyak, soalnye kerasa ada yang netes ke perut gue, and gue buka lobang memeknya yang lagi orgasme itu.
 

Ketika dia udah mulai lemes, gue sodokin lagi kontol gue ke dalem memeknya si Angel. Dan gue genjot kenceng, “ahhhhh..... ahhhhh.......” gue ngerasa kontol gue pengen ngecrotin peju dalam hitungan beberapa menit lagi, “Nggel... I’ll cum babby... ooohhhhh.... ohhhh.....” desah gue keenakan, “ahh... jangan di dalem ya Rick.... ahhh...ooohh.....” desahnya sambil ngingetin gue biar jangan ngcrotin di dalem memeknya (doi takut bunting, bisa ngerusak citra Chibi kalo ampe bunting dia).

“ahhhhh.... bentar lagi ni gue keluar... argghhhh.... hmmmm....” kata gue. “sini aku kocokin pake tangan biar gak keluar di dalem..” Kata doi sambil berdiri dari atas kontol gue dan turun dari ranjang sambil jongkok, guepun berdiri and ngarahin kontol gue di depan mukanye si Angel, Doi langsung pegang and ngocokin kontol gue sampe ngecrot di muka Angel yang mulus dan cantik itu.

Angel: “Ahhh..... sperma kamu kena muka aku deh.... eemmmmhhh.....” pasang muka manja gara-gara muka cakepnye kesemprot pejuh gue.
 
Gue : “tapi enakkan ML ama gue, hehehe”.
Angel : “Emmm...... enak gak yah??? Kasih tau gak yah??? (sambil canda-canda manja ala chibi)

Akhirnya, gue sama si Angel tiduran di ranjang sambil canda-canda sampe akhirnya si Angel tidur dipelukan gue dalam kondisi bugil.

Sungguh nikmat rasanya nyelupin kontol ke memek cewek yang mukenye bikin kita horny and muncratin pejuh ke mukanya yang cakep.

Dari sejak ntu, gue mulai deket dengan Angel and beberapa temennye (personel chibi). Bahkan kalo lagi gak ada jadwal buat show, si Angel ngabisin waktunye bareng gue and sesekali bercinta di apartemen gue or di hotel.

 artis indo emang hot : aura kasih

malam itu aura kasih sedang ada jadwal show di sebuah club malam, show di club malam memang menjadi ladang emas tersendiri buat aura karena fee nya sangat besar tetapi dengan imbuhan harus berpenampilan sexy.

tampil sexy memang udah biasa buat aura, tapi show nya kali ini agak berbeda, aura diminta untuk melakukan striptise bersama sexy dancer di club malam tersebut. ini hal yang baru buat aura, tentu dia tidak mau menolak karena fee nya yang besar.

jam 11pm aura tampil membawakan lagu-lagu andalannya, total 3 lagu lalu dia kembali ke backstage. acara berikutnya adalah dimana dia harus bergoyang striptise sebelum nantinya dia bernyanyi lagi di penutup acara. aura tampak nerveous dan tegang, dia meminta untuk diambilkan minuman beralkohol untuk sedikit menghilangkan nerveousnya.

seteguk demi seteguk dia minum minuman tersebut sampai hampir habis 1 botol, alhasil aura pun menjadi sedikit mabuk. 5 menit sebelum dia tampil dia berganti kostum, tanktop hitam dengan bagian dada sangat rendah dan celana hotpants sudah melekat di tubuhnya di tambah boots highheels yang membuatnya semakin sexy.

denagn disambut sorak riuh penonton aura masuk ke panggung bersama para sexy dancer total 8 orang. diiringi musik dari DJ kenamaan aura tampak menikmati aksinya saat itu, nervousnya saat di backstage seakan hilang berkat minuman beralkohol yang dia minum.
 

suasana di dalam semakin memanas karena goyangan-goyangan aura yang sangat membangkitkan gairah, "buka...buka....", penonton ramai-ramai bersorak meminta aura untuk membuka tanktopnya. aura yang hampir setengah sadar menuruti keinginan penonton dengan melepas tanktopnya sambil bergoyang erotis.

penonton di club malam tersebut semakin bersorak meramaikan suasana menyaksikan toket aura kasih yang toge itu tersembul keluar hanya dibalut bra berwarna kream. semuanya tampak semakin bersemangat termasuk aura yang saat ini bergoyang sambil mengayun-ayunkan tanktopnya yang tadi dia lepas.

aura melemparkan tanktopnya kearah kerumunan penonton di depan panggung membuat mereka saling berebut, seseorang tampak berhasil mendapatkannya. "siapa tadi yang dapet?? maju sini dong...", kata aura dengan sedikit desahan yang menggoda.

pria tadipun kegirangan segera naik ke atas panggung, "mas siapa namanya?", "ryan" jawab pria itu. "mas ryan bisa tolongin aku pakein tanktop ku lagi gak?? dingin nih...", pinta aura dengan nada menggoda. belum sempat ryan menjawab aura sudah membelakanginya dengan kedua tangannya diangkat ke atas dan pantatnya yang semok itu agak menungging ke belakang.

ryan hanya melotot memandangi lekuk tubuh aura denagn sangat bernafsu, "buruan mas..", goda aura. ryan pun bergegas untuk memakaikan kembali tanktop aura, tapi agak kesulitan karena tubuh aura yang sedikit lebih tinggi karena memakai highheels.

"majuan lagi dong mas ryan..", ryan menuruti alhasil bagian depan ryan dimana kontie nya tegang daritadi menyentuh pantat aura. "anunya kok tegang mas?...", aura kembali menggoda ryan dan dengan nakal menggoyang-goyangkan pantatnya menggesek-gesek kontie ryan. penonton kembali bersorak riuh karena suguhan yang sangat erotis dari aura tersebut.

ryan berhasil memasukkan tanktop melewati kedua tangan aura yang diangkat ke atas, namun agak tersendat saat melewati bagian dada aura. toket aura yang toga itu menyulitkan tanktop nya untuk lewat dengan mulus, ini dimanfaatkan ryan yang dengan nakal sengaja meremas toket aura. penonton yang lain menyaksikan denga perasaan iri, ada yang meminta gantian dan ada yang menyuruh untuk cepat agar aura kembali melanjutkan aksi striptisenya.

aura sendiri mendapat rangsangan di daerah toketnya ternyata nafsunya jadi menaik, "yang lain sabar ya nanti pasti kebagian..", kata aura sambil mengedipkan sebelah matanya. semakin ramai saja sorak riuh penonton, music kembali menghentak keras aurapun kebali bergoyang striptise bersama sexy dancer yang lain

"mau yang lebih panas gak?!", teriak aura kepada penonton, "mau!!!",penonton serempak. kini aura yang turun dari panggungnya menuju kearah kerumunan penonton disambut sorakan yang begitu ramai. aura bergeliat stiptise di tengah-tengah penonton membuat mereka berebut untuk meraba-raba tubuh idolanya ini.

diiringi hentakan music yang keras dan lampu khas disko yang kelap-kelip dan agak remang suasana menjadi semakin tidak terkendali. kerumunan penonton yang sangat bernafsu denagn kemolekan tubuh aura melucuti satu persatu kain yang melekat di tubuh aura hingga bugil tanpa sehelai benang pun. tidak tampak ada penolakan dari aura, dia malah mendatangi meja penuh minuman dan menenggak sebotol minuman beralkohol yang ada diatasnya lalu menyiramkan ke tubuhnya.

penonton mengerumuninya menjilati setiap jengkal tubuh aura yang di basahi olah minuman, "ouuhhh....achhhhh.." desahan aura menikmati aksi para fansnya yang sedikit kelewat batas akibat ulahnya sendiri. melihat semua itu manager aura meminta pihak club untuk membawa kembali aura ke backstage,dengan sigap beberapa petugas keamanan menrobos keruunan penonton dan menarik aura kembali ke backstage.

manager aura menunggunya di dalam ruang ganti dengan agak cemas, tetapi 15 menit lebih aura ternyata belum kembali. dia keluar dari ruang ganti melihat keadaan panggung yang sudah kembali ramai, tapi bukan aura yang aura yang dilihatnya, hanya para sexy dancer yang sedang bergoyang menghibur penonton.

diu pun menanyakan pada beberapa kru panggung tentang keberadaan aura, karena tidak mendapatkan jawaban yang pasti diapun mencari sendiri menyusuri ruangan demi ruangan di club malam tersebut. ada sebuah ruangan yang dijaga oleh 2 petugas keamanan, dia segera menghampiri dan menanyakan apa aura ada di dalam. 2 orang petugas tersebut mengatakan aura tidak ada di dalam, manager aura tidak percaya begitu saja, dia menerobos masuk dan apa yang didapatinya?? aura berada di dalam ruangan tersebut sedang di entot oleh pemilik club.

2 orang petugas tadi menarik keluar manager aura membawanya entah kemana, sememntara di dalam aryo si pemilik club kembali melanjutkan mengentot tubuh sexy aura. aryo yang sedari tadi mengentot aura denagn posisi missionary di atas sofa kontienya sedikit melemas karena kaget manager aura tiba-tiba masuk.

dia menarik keluar kontienya lalu mengarahkannya ke mulut aura dengan posisi mengangkangi, aura membuka mulutnya membiarkan kontie aryo masuk, "ehmmm...mmm.." suara aura tertahan menerima kontie aryo yang di goyangkan maju mundur mengentoti mulutnya. setelah aryo merasa kontienya sudah kembali tegang sempurna diapun menariknya, "ahhhh...sssh.." desah aura.

kali ini aryo membalikkan tubuh aura membentuk posisi doggy style, setelah pas mengarahkan kontie ke lubang meki aura, aryo mendorong masuk kontienya. blesss!! kontie aryo masuk keseluruhan dalam meki aura, aryo mendongakkan kepalanya dan memejamkan mata menikmati sensasi yang begitu nikmat dari meki aura yang sudah sangat basah.

aryo memegang erat pantat aura sambil mulai menggenjotkan kontienya sesekali dia meremas-remas pantaa aura yang semok itu. "ahh...ahhh..." suara desahan mereka saling bersautan menikmati permainan yang sedang berlangsung. aryo membungkukkan tubuhnya sambil terus menggenjot lalu tangannya mengarah ke toket aura yang menggelantung bergoyang mengikuti genjotannya. diremasnya sepasang toket aura denagn lembut lalau mulai sedikit kasar sambil jarinya memilin dan menarik-narik puting aura.

5 menit berselang aura mendesah tidak karuan, "oughhhh....yess...ahh..", aura agak mengangkat tubuhnya ditopang kedua tangannya, punggungnya sedikit melengkung "aaahhhhhh........", aura menjerit panjang dibarengi dengan orgasmenya yang tumpah membasahi mekinya dan kontie aryo yang sedang beradu. aryo menikmati cairan orgasme aura yang menyiram hangat di keseluruhan kontienya dan terlihat mengalir keluar dari meki aura.

merasa berhasil membuat aura orgasme membuat aryo semakin bersemangat mengentot aura, diapun juga ingin segera merasakan orgasme. aura sendiri sudah sangat lemas setelah orgasmenya, tangannya sudah lemas tidak mampu lagi menopang tubuhnya yang kini mabruk di sofa hanya pantatnya saja yang masih terangkat dan masih terus di genjot oeh aryo.

tidak lama aryo pun merasa akan segera orgasme, "aaahhh.." desah aryo keras lalu membalkkan tubuh aura kini kembali terlentang, aryo menarik kontienya dari meki aura dan menjepitkannya di antara bongkahan toket sexy aura. tangannya meremas toket aura menahan agar kontienya tetap terjepit nikmat dan pinggulnya menggenjot semakin cepat, "aaaaahhhh....buka mulutmu ra..." aura membuka mulutnya bersiap menerima semburan sperma aryo, Crrrrooooot...Crrrooot.!! sperma aryo menyembur dari sela toket aura yang menjepit kontienya dengan sangat nikmat.

sebagian besar sperma aryo menyembur membasahi wajah aura, sebagian lagi masuk ke dalam mulut aura, dan sisa sperma aryo berceceran di dada dan toket aura. benar-benar orgasme yang sangat nikmat dan mungkin akan terus terbayang karena di dapatkannya dari artis sexy sekelas aura kasih.

Love and Passion ( Annisa Chibi )

Ded, kamu tidur di kamar sebelah saja sana!” seru Stevie tanpa mengalihkan pandangannya dari iPad yang sedang ia genggam.

“Hei, cuma ada satu tempat tidur disana. Lagi pula, aku tidak mau tidur dengan Andra. Aku bisa habis jadi bahan keisengannya!” Dedi menolak dengan tegas. Tidur dengan Andra selalu menjadi malapetaka baginya.

“Ayolah! Aku akan membelikanmu BB yang baru.” Stevie terus membujuk.

“Benarkah?” Dedi tiba-tiba saja tertarik. Hanya pindah ke kamar Andra kan? Setidaknya ia tidak akan mati di tangan laki-laki itu. “Tapi hanya pindah kamar kan?” tanyanya untuk meyakinkan.

“Kau mau aku suruh apa lagi?” tanya Stevie, mulai hilang kesabaran.

“Baiklah, baiklah!” seru Dedi buru-buru. Hanya pindah kamar dan mendapatkan BB baru? Hal yang mudah. “Sekarang?” tanyanya lagi.

“Nanti, kalau kiamat datang!” seru Stevie ketus.

“Oh, oke! Tapi tumben kamu mau tidur sendiri?” ini memang bukan kebiasaan normal Stevie.

“Aku mau mengacak-acak kamarku! Kamu tidak suka kamar yang berantakan, kan? Pergi saja sana!” sengit Stevie.

Spontan Dedi menggaruk-garuk kepalanya. Ada apa dengan Stevie hari ini? Aneh.

Dedi pun bergegas menuju kamar Andra yang terletak persis di sebelah kamar itu. Tepat sebelum dia menekan gagang pintu, tiba-tiba Stevie memanggilnya.

“Eh, Ded!”

Yang dipanggil pun berbalik. “Ada apa?”

“Benar kamar Cherry Belle ada di lantai ini?” tanya Stevie.

“Tadi dua jam yang lalu aku melihat gerombolan mereka lewat sini. Pacarmu bilang, mereka baru dari kamar dan berniat pergi mencari makan.” jawab Dedi.

“Oh, ya sudah, sana pergi!” Stevie kembali menekuri iPad-nya.

Kembali Dedi menggaruk kepalanya, mengangkat kedua bahunya dan bersikap masa bodoh dengan gelagat Stevie yang terbilang aneh.

***
 

Hampir setengah jam Stevie berdiri di dekat pintu. Sesekali ia menengok keadaan di luar melalui lubang kecil di pintu, namun sosok yang ditunggu sama sekali tidak muncul. Ia kembali menengok ponselnya, tidak ada balasan sms. Haruskah gadis itu mematikan ponselnya selama di luar?

“Kalau sampai aku tahu kamarnya bukan di lantai ini, akan kucincang si Dedi!” geram Stevie pelan.

Tapi sepertinya ia tidak perlu melakukan hal tersebut karena sekarang ia mendengar cekikikan suara perempuan yang semakin lama semakin terdengar lebih keras. Stevie pun segera mengintip. Benar saja, Kezia, Stefi dan Angel sedang tertawa saat melewati kamarnya. Kemudian ia melihat Christy yang berjalan sambil membaca sebuah buku, Felly dan Cherly yang tengah berdansa ria, Auryn yang sedang bergelayut manja pada Gigi.

Sungguh Tuhan tahu apa yang Stevie mau. Anisa sedang berjalan sendirian di posisi paling belakang rombongan sambil mendengarkan music melalui iPod-nya.

Stevie pun membuka pintu kamarnya dengan cepat tanpa menimbulkan suara dan menarik gadis itu masuk dengan tak kalah cepat. Ia bungkam mulut Anisa agar tidak berteriak. Auryn menyadari perbuatannya, tapi tidak mencegah. Gadis itu hanya tersenyum penuh arti dan kembali merajuk manja pada Gigi seolah ia tidak melihat apa-apa. Stevie berterima kasih untuk itu.

Gitaris Andra and The BackBone itu pun menutup pintu pelan-pelan. Anisa sedikit meringis kesakitan saat merasakan kepalanya terbentur kerasnya dinding kamar. Gadis itu terkejut. Tapi rasa takut dan rasa sakitnya hilang seketika begitu melihat siapa yang ada di depannya.

“Stevie!” Spontan tangan rampingnya memeluk erat leher sang kekasih.

Stevie juga mengalungkan tangannya di pinggang ramping Anisa. “Kamu rindu padaku, sayang?” tanyanya sambil memandang lekat wajah cantik gadis itu.

“Sangat!” sahut Anisa penuh cinta.

“Lalu kenapa ponselmu tidak aktif selama dua hari ini?” tanya Stevie dengan wajah makin mendekat ke arah gadis yang bernama lengkap Anisa Rahma itu.

“Manajer menahan ponsel kami.” jawab Anisa jujur, tidak menolak saat bibir Stevie mulai menempel di bibirnya.

Tanpa menunggu lama, bibir mereka pun menyatu, saling melumat dengan lembut untuk meluapkan segala rasa rindu mereka melalui ciuman yang hangat dan basah.

“Aku sangat merindukanmu!” bisik Stevie mesra, tangannya melingkar di bulatan pantat Anisa dan meremasnya pelan. Benda itu terasa begitu empuk dan kenyal.

“Kau pikir aku tidak?” balas Anisa tak kalah mesra, ia menekan gundukan payudaranya ke dada Stevie yang bidang agar kekasihnya itu bisa merasakan betapa padat dan kerasnya benda itu sekarang.

“Penampilanmu keren sekali hari ini, sayang!” Stevie berkata mengagumi, remasannya di pantat bulat Anisa semakin menjadi-jadi.

“Aghhh...” membuat Anisa sedikit merintih lirih karenanya. ”K-kau melihatku?” wajah gadis berumur 22 tahun itu merona.

“Dari belakang panggung.” Stevie mengakui.

“Aku minta maaf karena aku tidak melihat penampilanmu.” Anisa membelai pelan rambut panjang sang kekasih yang tergerai hingga ke punggung.

“Tidak masalah! Sekarang kau sudah melihat pangeranmu yang tampan ini, kan?” sambil berkata, Stevie menyatukan kembali bibir mereka. Rekahan bibir basah Anisa terlihat begitu menggoda, sukar untuk dibiarkan menganggur lama-lama.

”Ehmph...” melenguh keenakan, Anisa menarik tengkuk Stevie dan menekannya kuat-kuat, membuat ciuman mereka menjadi semakin panas dan dalam. Stevie terus melumat bibir tipis Anisa, atas dan bawah, sambil sesekali berusaha memasukkan lidahnya ke dalam mulut gadis itu. Anisa dengan senang hati menerimanya. Lidah mereka pun menyatu untuk saling bertaut dan bertukar air liur. Tanpa sadar mereka melenguh pelan di sela-sela ciuman itu.

”Ahh... hpmh!”

Stevie semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh mulus Anisa sehingga personil Cherry Belle itu pun terhimpit tak bisa bergerak diantara dinding dan tubuh sang pacar. Stevie menarik lidahnya untuk melumat bibir bawah Anisa. Tangannya telah masuk ke dalam kaus besar gadis itu dan mengusap pelan pinggang Anisa yang ramping. Lalu tangannya perlahan semakin naik dan dengan berani Stevie meremas lembut payudara Anisa yang masih terbungkus bra nilon tipis.

“Ahhh… hmmpp...” Anisa mendesah. Ia remas rambut panjang milik sang kekasih dan menekannya, lalu mencium Stevie dengan begitu gencar.

Anisa mengangkat sebelah kakinya dan melingkarkannya di kaki Stevie. Tangan Stevie yang tadinya sibuk beraktivitas di dadanya, kini turun untuk kembali bekerja di tempat yang lain. Dia yang hanya mengenakan hot pans super pendek, merasakan sensasi yang begitu nikmat saat tangan nakal gitaris Deadsquad itu mulai mengusap belahan pahanya.

Anisa memejamkan matanya saat ciuman Stevie turun menuju lehernya. Sengaja ia menjenjangkan lehernya agar laki-laki itu bisa lebih leluasa melakukannya. “Ssshh…” desah Anisa sembari menggigit bibir bawahnya sendiri.

“Jangan ditahan, sayang! Tidak akan ada yang mendengar kecuali kita berdua,” bisik Stevie dengan nafas sudah mulai berat.

Anisa pun mendesah lebih keras saat Stevie kembali menjilat dan melumat lehernya. Ditariknya rambut panjang laki-laki itu dan ditatapnya mata Stevie yang penuh nafsu dengan manja. “Jangan di situ, Stev! Aku takut ketahuan!” ia melarang.

“Di tempat lain?” tanya Stevie sambil meremas lembut payudara kanan Anisa.

“Terserah, asal jangan leherku.” jawab Anisa pasrah. Remasan Stevie kini sudah berpindah ke payudaranya yang sebelah kiri. ”Aku ada jadwal besok di Inbox.” jelasnya.

Stevie mengangkat tubuh mungil Anisa dan dengan cepat Anisa mengalungkan kakinya di pinggang laki-laki itu. Bibir mereka kembali beradu saat Stevie berjalan menggendongnya menuju tempat tidur. Stevie merebahkan tubuh mulus Anisa dengan perlahan di atas ranjang tanpa melepas pagutan bibir mereka. Stevie mengunci tubuh Anisa dengan menindih tubuh gadis itu.

“Sudah bangun, ya?” goda Anisa sambil meremas penis milik Stevie yang masih terbungkus celana jeans.

“Sejak tadi!” jawab Stevie sambil semakin mencium Anisa penuh nafsu begitu merasakan sentuhan di batang miliknya.

Dengan cepat Stevie melepas kaus yang dipakainya, dan Anisa pun melakukan hal yang sama. Stevie menarik tubuh ramping Anisa untuk kembali menyatukan tubuh mereka yang kini sudah sama-sama telanjang. Bibir mereka kembali menyatu dan saling melumat satu sama lain. Tangan Stevie mengusap bulatan payudara Anisa yang meski tidak begitu besar tapi terasa mengganjal di dadanya, tetap mampu membuatnya merinding dan menelan ludah.

Stevie mendorong bahu Anisa hingga gadis itu semakin telentang, sedangkan ia menaikkan tubuhnya sedikit sehingga apa yang ia lihat kini di depannya adalah dua gundukan indah yang sangat bulat dan mempesona. Tidak terlihat kendor ataupun turun karena Anisa memang belum pernah menyusui. Benda itu masih tampak masih utuh dan sangat sempurna. Dengan gemas, Stevie segera memegang dan meremas-remasnya, membuat Anisa kembali mendesah dibuatnya.

”Ahh... Stev, ughh.. ughh.. ahhh..” tubuhnya mengejang dan menggeliat-liat kesana kemari saat Stevie mulai melumat dan menjilat putingnya. “Ohhh.. Stev, ahhh…” racaunya sembari menekan kepala Stevie semakin dalam, menuntut agar laki-laki itu menghisap dan mencucup semakin kuat.

Sambil melakukannya, tangan Stevie juga tidak tinggal diam. Ia bekerja di bawah, meraba vagina Anisa yang terasa sudah begitu licin dan basah. Dengan telaten, Stevie mengusap-usap dan menggelitiknya, membuatnya menjadi semakin lengket dan lembab.

“Ngghh… sshhh…” Anisa menggelinjang hebat. Ia meremas sprei hotel dengan kencang. Rasa geli dan nikmat bersatu padu memenuhi tubuhnya. Apalagi saat Stevie tak henti-hentinya menciumi payudaranya sambil di saat yang bersamaan tangannya bergerak untuk mengusap dan memijit-mijit klitorisnya. Ia serasa terbang di awang-awang.

Ciuman Stevie kini turun. Dia membuka kaki Anisa lebar-lebar dan menempatkan mukanya tepat di depan selangkangan gadis itu. Diperhatikannya kemaluan Anisa yang sempit dan basah, benda itu tampak begitu lengket dan penuh cairan. Stevie menarik nafas panjang untuk menghirup aromanya yang khas. Ia melakukannya beberapa saat sebelum akhirnya ia benamkan mukanya untuk mulai mencium dan menjilati benda itu.

Perbuatannya membuat Anisa merintih kegelian. “Stev, ahhh... jangan menggodaku! Aku sudah tidak tahan!” ia pegangi kepala Stevie agar lidah laki-laki itu tidak mencucuk semakin dalam ke lubang kemaluannya.

Tapi Stevie yang kesetanan, tidak mengindahkan keinginan Anisa. Lidahnya masih terus bergerak menelusuri belahan vagina sang kekasih. Sengaja ia ingin memancing birahi sang pacar terlebih dahulu.

“Stev! Hentikan!” Anisa kembali merengek. Apalagi saat sambil menjilat, Stevie juga kembali meremas-remas bongkahan payudaranya, membuat ia semakin tak tahan.

“Diamlah, sayang, sebentar lagi!” tanpa membuang waktu, lidah Stevie terus bergerak menelusuri garis tengah diantara paha sang kekasih. Ia cucup lipatan bibir vagina Anisa, juga dinding-dindingnya yang hangat dan basah, dan terutama menggigiti klitorisnya yang tampak merah menggemaskan. Anisa semakin dibuat merintih karenanya. Pinggulnya yang bulat bergerak kesana kemari saat Stevie menjilat semakin cepat. Mau tidak mau Stevie harus memeganginya kalau tidak mau lidahnya kehilangan sasaran.

“Ahhhhh… Stev! Ssssshhh…” racau Anisa penuh kenikmatan. Tubuhnya bergerak makin liar begitu merasakan dua jari Stevie masuk ke dalam lubang kenikmatannya. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan sensasi saat Stevie sambil terus menjilat klitorisnya, mulai memaju-mundurkan jarinya untuk mengocok. Anisa merasa kewalahan. Ia begitu tersiksa oleh kenikmatan yang diberikan oleh sang kekasih.

“Ohhh.. S-Stev.. akuuu… ahhhhhhhhhhh…” terdengar desah nafas lega dari Anisa bersamaan dengan cairan bening yang menyemprot keluar dari liang vaginanya. Stevie menjilatnya sebagian. Sebagian lagi ia biarkan meleleh membasahi sprei dan ranjang hotel. Terengah-engah, Anisa meremas-remas payudaranya sendiri sambil menatap sang kekasih. Ia sengaja menggoda Stevie agar segera menyetubuhinya.

Dengan buru-buru, sebelum cairan orgasme Anisa mengering, Stevie mengambil posisi untuk memasukkan penisnya ke lubang kenikmatan milik sang kekasih. Tapi Anisa justru mencegahnya. ”Tunggu!” teriak gadis itu.

“Kenapa?” tanya Stevie tak mengerti. Ujung penisnya kini sudah tenggelam sebagian di vagina Anisa yang sempit. Terasa begitu basah dan hangat disana.

“Kamu tidak mau dihisap dulu?” goda Anisa sambil mengusap pangkal penis sang kekasih.

“Kapan-kapan saja! Aku sudah tidak tahan melihat tubuhmu yang begitu menggoda.” sehabis berkata begitu, Stevie segera meneruskan tusukannya. Penisnya melesat masuk begitu mulus. Mereka berdua mendesah pelan secara bersamaan. Setelah dirasa vagina Anisa sudah mulai bisa menerima kehadiran penisnya, ia pun segera memaju-mundurkan pinggulnya dengan pelan. Anisa melakukan hal yang sama dengan ikut menggoyangkan bokongnya, tapi berlawanan arah dengan genjotan Stevie yang semakin lama terasa semakin cepat.

“Ssshh… kira-kira sudah berapa lama kita tidak bertemu? Ouhh…” tanya Stevie di sela-sela desahannya. Sambil menggoyang, tangannya asyik mempermainkan puting payudara Anisa yang terlihat lucu dan menggemaskan.

“Dua bulan. Rasanya aku mau gila tidak bertemu dengamu selama itu. Hhmm…” balas Anisa.

“benarkah?” Stevie menunduk dan menjilati benda mungil itu.

“Ahhh...” Anisa mendesah pelan sebelum menjawab. ”Kau meragukanku?” tanyanya balik.

“Aku tidak merasa ragu pada gadis yang tengah kupacari.” Stevie menghisap dan mencucupnya pelan sambil tetap menjaga irama hentakannya.

Pipi Anisa merona. Ia tarik tengkuk leher Stevie dan melumat bibir tipis laki-laki itu dengan lembut dan penuh kasih sayang. “Aku mencintaimu, Stev!” bisiknya mesra di telinga sang kekasih.

“Dan kau tahu bagaimana perasaanku padamu, Anisa Chibi!” balas Stevie sambil mulai mempercepat genjotannya. Ia sudah merasa di ambang batas. Begitu juga dengan Anisa. Gesekan antar kelamin mereka terasa begitu nikmat, sukar untuk ditahan lebih lama lagi.

”Aghhh... ahh... uhh.. uhh.. oughhh...” mereka berdua meracau hebat. Jika saja ruangan itu tidak kedap suara, mungkin akan memancing perhatian orang dari luar atau kamar sebelah.

“Ahhh… terus, Stev! Rasanya aku sudah hampir sampai!!” jerit Anisa. Tempat tidur pun bergoyang karena gerakan mereka. Stevie kembali mempercepat genjotannya. Mereka berdua mendesah begitu keras sebagai bentuk ekspresi kenikmatan yang mereka rasakan.

“Nghhh… aku juga tidak tahan, sayang! Ahhhh…” teriak Stevie begitu merasakan miliknya juga hampir klimaks.

“Stev, goyang lebih cepat! Tusuk aku lebih dalam! Ngghhhh… agghhhh...” racau Anisa tak karuan.

Stevie segera membungkam mulut gadis itu dengan bibirnya. Mereka saling melumat kasar agar teriakan Anisa sedikit teredam. Hingga akhirnya Anisa merasakan sesuatu berkedut di dalam kemaluannya dan Stevie merasakan miliknya terjepit nikmat. Mereka mencapai klimaks di saat yang bersamaan.

”Ahhh.. hah.. hahh.. hahh..” terengah-engah, Stevie ambruk di sebelah sang kekasih setelah ia mencabut penisnya. Rasa lelah menerjang tubuhnya. Diperhatikannya Anisa yang memutar tubuhnya untuk memeluk dan menutup tubuh mereka dengan selimut. Dari kemaluan gadis itu tampak meleleh cairan putih kental yang amat banyak. Cairan sperma Stevie.

“Kapan sih kantung matamu hilang?” tanya Anisa memecah keheningan. Ia sibak rambut panjang Stevie yang menutupi kening pria itu.

“Tidak tahu. Kau tidak suka?” tanya Stevie.

“Kapan aku bilang aku tidak suka?” Anisa mengecup pipi Stevie sebagai perwujudan rasa sayang.

“Kata-katamu tadi seolah bilang kau tidak suka.” Stevie melingkarkan tangannya di dada Anisa agar ia bisa kembali memegang bulatan payudara gadis itu. Entah kenapa, meski tidak begitu besar, tapi ia menyukainya.

“Susah memang menyembunyikan sesuatu darimu. Aku bukan tidak suka, hanya saja kantung matamu membuatku khawatir. Aku dengar, selama konser tourmu di 30 kota, kamu hanya tidur 4 jam.” Anisa meraba penis Stevie yang kini mulai mengkerut dan melembek.

“Ah, jangan percaya gosip!” dengan jari telunjuk dan ibu jarinya, Stevie menjepit dan memilin-milin kedua puting Anisa, kiri dan kanan.

“Ahh,” membuat Anisa menggelinjang kegelian. ”Jangan terlalu memforsir tenagamu. Aku tidak mau kamu masuk rumah sakit lagi seperti setahun yang lalu.”

Anisa menangkupkan tangannya di penis sang kekasih. Dan Stevie meletakkan tangan miliknya di atas tangan Anisa yang kini mulai mengusap batangnya dengan lembut. Mereka tersenyum. Betapa bahagianya Stevie mendapat perhatian lebih dari sang pacar.

“Aku tidak mau membuatmu khawatir!” Stevie mencium mesra bibir gadis itu.

“Makanya turuti permintaanku!” sahut Anisa sambil membalas pagutan sang pacar.

“Yes, ma’am!” Stevie menutup matanya untuk meresapi belaian Anisa pada batang penisnya yang begitu menggairahkan. Sebentar saja, benda itu sudah bangkit berdiri, mengeras kembali. Anisa tersenyum memandanginya.

”Siap untuk ronde kedua?” tanya Stevie menggoda.

”Kenapa tidak?” Anisa melebarkan pahanya saat melihat laki-laki itu mulai naik ke atas tubuhnya.

cherrybelle vs noah

aku adalah christy saura,berusia 22 tahun saat ini.sekarang aku dikenal dengan nama christy chibi karena aku tergabung di girlband cherrybelle.kesibukanku sekarang membuat aku merasa beruntung,karena aku banyak bertemu artis artis yang sejak dulu aku idolakan.
 

kejadian ini sekitar beberapa bulan yg lalu,saat cherrybelle diundang dalam satu acara musik di sc*v,aku tak menyangka ternyata di acara itu ada grup band no*h yang vokalisnya adalah salah satu vokalis favorit aku sejak smp dulu.wajahnya yang ganteng dan tubuhnya yang atletis serta tinggi itu membuatku mengidolakannya bahkan sampai sekarang.

cherrybelle tampil ke atas panggung setelah noah tampil,aku berpapasan dengan ariel yang pada saat itu penuh dengan keringat karena aksi panggungnya yang enerjik.dia sempat melirikku,namun aku langsung menunduk kebawah sambil tersenyum karena dilirik artis idolaku dari jarak sedekat itu.akhirnya cherrybelle tampil membawakan 3 lagu andalan kami,setelah itu kami turun ke backstage dan masuk ke ruang artis.remang remang disana kulihat ariel masih duduk menunggu performance terakhirnya,karena acara itu dibuat outdoor dan penerangannya tidak terlalu baik.akhirnya kuberanikan diri duduk disampingnya dan menyapa
 

aku : halo mas ariel
ariel : halo,kamu yg personil cherrybelle tadi ya?
aku : iyah mas hehe
ariel : aku suka lho penampilan cherrybelle tadi.kalian cantik cantik ya
aku : ah masa?bisa aja mas ariel
ariel : iya serius.oh iya siapa namanya?
aku :aku christy mas
ariel : boleh minta no hp atau pin bb nya?
aku : oh boleh mas *menyebutkan nomor hp dan pin bb ku*
ariel : oke,udah di accept ya bbm nya.nanti kapan kapan aku hubungin lagi ya.aku mau tampil dulu hehe *sambil mengusap lengan atasku*
 
setelah itu noah tampil,karena girlband ku tidak ada jadwal main lagi,akhirnya kami pulang ke hotel terlebih dahulu malam itu.paginya saat ku bangun di kamar hotel,aku mendapat bbm darinya dan akhirnya kami melakukan percakapan lewat bbm :

ariel : good morning,beautiful
  06:21
aku : hey mas ariel,good morning juga. 06:22
ariel : bagaimana tidur semalam?lelapkah?hehe 06:22
aku : lelap dong mas.mas ariel pagi pagi udah bbm aja nih?hehe 06:24
ariel : aku kangen aja sama kamu.eh jangan panggil aku mas,panggil ariel aja 06:27
aku : hmm,oke deh,ariel hihi 06:31
ariel : kok ketawa?hehe malam ini masih ada manggung kah? 06:32
aku : sore nya masih ada di acara *** *** **** mas
  kenapa? 06:41
ariel : gak apa apa,mau kujemput?abis itu kita jalan 06:42
aku : wah boleh,tapi ntar pacarnya marah ga? 06:43
ariel : aku ga punya pacar kok.yaudah nanti sore jam 6 kutunggu ya di backstage
  06:52
aku : oke,ariel.see you
  06:58
ariel : see you dear ({}) 07:01

bbm terakhirnya membuat aku deg degan,emoticon peluknya memberikan sejuta arti buatku.ah mungkin dia memang mudah bergaul dan ramah pada siapa saja.

sore itu cherrybelle tampil kembali di acara musik sore s*tv,kami membawakan 4 lagu saat itu,koreografi yang cukup banyak membuatku letih sore itu.setelah aku turun ke backstage,benar saja ariel sudah menungguku duduk disana sambil memegangi bb nya.
ariel : yuk,udah siap kan?
aku : mau ganti baju dulu,keringetan nih riel...
ariel : gausah lah,kamu tetep cantik kok keringetan gitu.yuk ah

personil cherrybelle yg lain menggodaku karena percakapan itu.akhirnya kami berdua bergegas pergi agar tak jadi gosip nantinya.akhirnya kami berjalan jalan dengan mobilnya dan dia mengajakku mengelilingi kota bogor dan akhirnya dia membawaku ke daerah puncak.disana kami sempat makan sebentar untuk mengisi perut kami yang sudah lapar karena berjalan jalan sedari tadi sore.

ariel : eh kamu gpp pulang jam segini?
aku : gatau nih riel,biasanya sih dicariin sama manager kalo aku pulang jam segini
ariel : aduh,kalo mau turun dari puncak sekarang pasti macet nih,bisa nanti subuh nyampe nya.kan abis long weekend
aku : hmm gimana dong riel?
ariel : yaudah kita tidur di mobil aja nunggu pagi kalo gitu,gimana?mobil aku kan gede nih,jok tengahnya bisa dijadiin kasur hehe
aku : wah sering tidur di mobil ya?hehe
ariel : iya kadang ga sempet pesen hotel jadinya tidur di mobil deh hehe,makanya kupasang gordin di belakang biar ga ada yg liat aku tidur
aku : yaudah deh tidur di mobil aja,kamu tidur dimana ntar?
ariel : udah gampang itu,dear
 

akhirnya kami masuk kembali ke mobil,ariel membawa mobil itu ke salah satu spot yang sangat sepi dan gelap di daerah cipanas.setelah itu dia memberhentikan mobilnya lalu mematikan lampu mobilnya itu.

aku : kok dimatiin lampu sorotnya?
ariel : biar orang ga curiga,christyy
  *sambil mengusap rambutku*
aku: yaudah tidur skrg aja kali ya,aku ngantuk nih hehe
ariel : yaudah pindah ke jok tengah gih,ada 2 bantal sama 2 bantal guling tuh
aku : oh okee.eh kmu kalo mau tidur di sebelah aku gapapa kok,aku jadi ga enak kamu yg punya mobil malah ga tidur
ariel : kamu nya nyaman ga kalo aku tidur di sebelah kamu?
aku : hmm gapapa sih sebenernya hehe

akhirnya kami berdua tidur bersebelahan.dia menatap ke langit langit mobil,aku memperhatikan wajah idolaku itu dari dekat,ah ini seperti mimpi.ah dia pun sadar kalo sedari tadi aku memperhatikannya

ariel : kenapa?kok kamu liatin aku?
aku : gapapa.tau ga,dari dulu aku idolain kamu tau
ariel : ah masa?sampe sekarang juga?hehe
aku :iya,sekalipun kamu pernah masuk penjara karena video porno itu
ariel : hmm.kamu nonton video itu juga?
aku : ga sih.abis aku ga tega liat artis idola aku tidur sama orang lain
ariel : trus kalo aku tidur sama kamu?

kini badannya dia hadapkan ke arahku.kini kami saling berpandangan.aku menjadi salah tingkah saat itu.

ariel :kok diem?
aku : hmm aku gatau riel

ariel kini mendekapku di pelukannya,ah aku mau melawan tapi terasa mubazir karena yang memelukku ini adalah idolaku sejak lama.kini dia mengusap ngusap punggungku dengan lembut.setelah itu ariel mengusap rambutku dan berbisik lirih ditelingaku:

ariel : from our first meet,i fall in love with you,dear
aku : riel...
 

kini dia mencium pipiku dengan lembut,tangannya kini sudah melingkar kuat di pinggangku.saat itu aku hanya memakai hotpants dan dress putih (kostum saat tampil tadi sore).kini dia mulai mengusap pahaku dan menciumi leherku yang terbuka bebas dan tidak tertutupi oleh dress ku itu.

aku : mmm.riel..aku..
ariel : kenapa baby?
aku : mmm gapapa
ariel : i love you christy

kini dia mulai menciumiku dengan ganas.dengan cepat dia membuka resleting dressku dari belakang.lalu dia membuka dress itu dan melemparnya ke jok depan.

ariel : ah you're so sexy,babe
aku : thank you..aaaah

belum sempat aku menyelesaikan kata kata itu,dia sudah mengangkat cup bra ku dan dia meremas dengan gemas bongkahan payudaraku.5 menit dia puas meremas dan menyusu,dia membuka hotpants ku dan celana dalam putih motif renda renda yang kupakai waktu itu.sekarang dia duduk diatas kasur itu dan dia mulai melucuti sendiri pakaian serta celananya.aku sungguh terkejut melihat tubuh telanjangnya itu.aku tersentak melihat penisnya yang sudah berdiri tegak itu

ariel : honey,would you sucks this dick for me?

aku hanya bisa mengikuti perintahnya saja.seperti terhipnotis,dengan cepat aku meraih penisnya dengan tanganku.perlahan aku mengocoki penisnya dan dia mulai meracau tidak karuan dan menyuruhku menghisapnya.lalu aku menghisapnya dengan hati hati.

ariel : aaaah christy,jilat sayaang mmmm aaaah

sekitar 10 menit aku mengulum penisnya yang tergolong tidak terlalu panjang itu.setelah itu dia menyuruhku berbaring.kini dia ada di depan daerah terlarangku.dia mulai menjilati dengan lidahnya daerah sensitifku itu

ariel : enak,honey?
aku : mmmm enak riel aah aah aaaah

daerah terlarangku kini sudah basah karena jilatan dari ariel.kini dia berlutut dan mengusap bibir vaginaku,dan kini dia memasukkan penisnya ke dalam liang vaginaku.aaah terasa sakit sekali karena ini baru pertama kalinya bagiku.

aku : aaaah,sakit sayang
ariel : gapapa tahan ya bebi
aku : mmmmm *menggigit bibir bagian bawahku*

ah kini seluruh batang penisnya ada di dalam liang senggamaku.kini dia mulai bergerak maju mundur selagi badannya menindih badanku.selagi persetubuhan itu dia berlaku sangat manis,kami tetap berciuman dengan mesranya selagi penisnya bergerak maju mundur di dalam lliang vagina ku itu.

aku : riel,kamu lebih suka sama aku atau luna maya atau cut tari?
ariel : jelas kamu sayang.your body is so perfect for me.aku mau ngentot sama kamu sampe pagi boleh?
aku : mmm...boleeeh....

setelah itu dia menyuruhku menungging,dan kini dia menyodokku dari belakang dengan penisnya itu.suara gesekan antara pantatku dengan pinggulnya tak terelakkan lagi.suara itu cukup keras karena dia menyodok dengan sangat kencang.sesekali dia meremas pantatku dan mengusap rambutku agar aku semakin terangsang.dia menyodokku dengan posisi itu sekitar 15 menit.setelah itu dia menyuruhku berbalik arah namun dengan tetap posisi menungging,kini dia mengarahkan penisnya masuk ke mulutku.dia menyodokkan maju mundur penisnya didalam mulutku sambil memegangi rambut ku dan sesekali dia mengusapnya.sesekali kutengok wajahnya ke atas dan dia ternyata menyetubuhiku sambil tersenyum kepadaku

ariel : why honey?you're happy?
aku : iya sayang..i'm happy
 

setelah 10 menit dia puas menyodoki mulutku.akhirnya dia mulai meracau keras dan ternyata spermanya muncrat di dalam mulutku,aku tersedak dan mau tak mau akhirnya aku menelan semua sperma itu.dia terlihat ngos ngosan setelah orgasme pertamanya itu.
kami beristirahat selama 5 menit.dia memberiku minuman botol untuk membersihkan mulutku yang penuh sperma itu.setelah itu dia mencumbu ku lagi,kami berpelukan mesra sambil telanjang,namun kini aku ada yang menindih tubuhnya.

ariel : beb,sekarang woman on top dong
aku : maksudnya apa yang?
ariel : kamu duduk diatas aku trus masukin penis aku di vagina kamu,trus kamu naik ke atas ke bawah sambil goyang gitu ya?
aku : serius?
ariel : iya christy sayang.i know you can do it honey
 

akhirnya karena rayuannya itu aku mulai melakukan yang dia perintahkan.kini tubuhku meliuk liuk diatas badannya sambil pantatku bergerak naik turun untuk memuaskan penisnya itu.tanpa sadar dia mulai mengambil handycam dan merekam adegan persetubuhan kami berdua saat aku berada pada posisi woman on top

aku :kok direkam yang?
ariel : ya,aku gatau apa setelah ini kamu mau ML sama aku atau enggak.jadi aku mau mengabadikan tubuh indah kamu ini sayang
aku : mmm aku mau kok
ariel : ya gpp tetep aku rekam ya?kalo aku kangen kamu,aku mau nonton video ini sayang

akhirnya dia merekam setiap liukan badanku yang bergoyang diatas tubuhnya itu,sesekali dia merayuku saat merekam adegan itu.setelah 15 menit pada posisi woman on top,kini dia menyuruhku lagi mengisap penisnya.ya sama seperti sebelumnya,kuhisap penis itu dengan lembut,namun kali ini dengan variasi jilatan pada kepala penisnya,dia kembali meracau sembari merekam adegan itu

ariel ; hooo yes honey,sucks it honey
aku : mmmm maluuu
ariel : she shy...dont be shy honey,your body is fucking beautiful
ariel : aaah aaah aaah aku mau keluar lagi yang

karena kaget kulepas penis itu dari mulut ku dan penis itu memuntahkan sperma di wajahku dan mengenai rambutku.kali ini kubersihkan dengan tangan dan kujilat sperma itu.entah kenapa aku jadi sedikit liar malam itu,mungkin karena ini adalah malam spesialku dengan artis idolaku itu.
ah kini kami berpagutan kembali dan berpelukan mesra.sesekali dia gesekkan penisnya ke bibir vaginaku.karena sudah lelah akhirnya aku tertidur di atas dadanya hingga pukul 5 paginya dia membangunkanku untuk berpakaian kembali karena kami akan kembali ke jakarta.

sejak saat itu kami masih sering chat via bbm dan melakukan perjumpaan rahasia agar tak terliput media.dan master rekaman video itu kini dia simpan baik baik agar tak terulang lagi kasus seperti dulu di kemudian hari.terima kasih ariel,idolaku.i love you -christy chibi

[Fanfic] Gita Gutawa XXX : The Beginning of The End

kriing !!! kriing !!!”.

“plek…”.

“hooaahhmmm…”.

Jam weker itu kembali berdetak seperti biasa setelah belnya di tekan. Seorang gadis manis baru saja bangun dari tidurnya. Masih dalam keadaan mengantuk, dia mengumpulkan kesadarannya. Begitu merasa sudah segar, dia langsung bangun dari tempat tidur. Merapikan tempat tidurnya dan menaruh bantal dan guling dengan rapih. Ranjang itu sudah rapih lagi, tidak terlihat kalau baru habis dipakai.

“mmm….”, dia merenggangkan tubuhnya dan sedikit berolahraga di pagi hari yang indah itu. Dia melihat ke arah jam, baru jam 6.00. Dia pun memutuskan untuk mandi. Dia membuka keran air panas pada bak mandinya. Setelah hampir 1/4 bak terisi, dia membuka keran air dingin dan keluar kamar mandi. Sambil menunggu, gadis itu membaca buku Biologi, pelajaran yang lebih mudah dari pelajaran lainnya, menurutnya. Sesekali, dia kembali ke kamar mandi mengecek bak mandinya. Akhirnya, bak mandinya penuh juga. Gadis itu menaruh bukunya. Kini, dia sudah telanjang bulat. Tubuhnya memang kecil, tapi begitu padat dan sekal. Daerah kewanitaannya juga begitu sempurna. Benar-benar terawat, bulu-bulu halus menghiasi bukit kembarnya. Celah vaginanya pun masih tertutup rapat yang menandakan kalau daerah itu belum pernah di sentuh siapa pun bahkan oleh dirinya sendiri.

“aah…angeett..”, desahnya ketika tubuhnya sudah terendam sampai leher. Dia menuangkan sabun mandi cair ke dalam baknya.

“mm..mm..mm…”, senandungnya sambil asik menyabuni tubuhnya. Dia memutuskan untuk selesai. Dia keluar dari kamar mandi dengan jubah mandinya. Dia mematikan ac kamarnya, takut kedinginan. Dia mengambil seragam dari lemarinya. Sebelum memakai seragamnya, dia berdiri di depan kaca dan melepaskan jubah mandinya. Perhatiannya langsung tertuju ke satu bagian saat dia berdiri menghadap samping yaitu pantatnya.

“aduh…gimana ya caranya? gak enak banget diliatnya?”, tanyanya sendiri mengelus-elus pantatnya. Sudah 1 bulan ini, dia berpikir kalau pantatnya besar dan tak sedap dipandang. Pokoknya, tak pantas untuk gadis seusianya.

Padahal, dia sama sekali tak tahu kalau pantatnya begitu menggiurkan. Begitu bulat, padat, dan kenyal, saking kenyalnya ketika dipukul, pantatnya akan langsung bergetar. Dia tidak pernah tahu kalau banyak teman-temannya yang cowok ingin meremas atau setidaknya menepuk pantatnya yang montok itu.

“Gita !! ayo sarapan !!”.

“iya, Pah…sebentar…”. Setelah memakai pakaian dalam dan seragam SMAnya, dia membawa tasnya dan turun ke bawah untuk sarapan bersama ayahnya.

“ayo, Pah…kita berangkat…”, ujar Gita setelah selesai sarapan.

“kamu udah siap? gak ada yang ketinggalan?”.

“mm..kayaknya gak ada…”.

“yaudah kalo gitu…ayo berangkat…”.

“wah…lagi pada sibuk nih?”, sapa Gita ketika memasuki kelas.

“pr Bu Ida emang lo udahan?”, tanya Dini, teman baiknya yang juga sebangku dengannya.

“udah dong…namanya juga pr..ya gue kerjain di rumah lah…”, jawab Gita dengan riang.

“liat dong Git…”.

“nih…”. Gita hanya tersenyum saja melihat Dini sibuk menyalin pr.

“eh Dani…bengong aja…”.

“iya..”.

“lo udah prnya?”.

“udah, Git…”.

“wah…rajin ya…”. Dani hanya tersenyum saja.

Dani sebenarnya anak yang pintar dan rajin, tapi dia jarang ngobrol, jadi tak heran kalau teman-temannya memanggilnya invisible man (ada nggak ada sama aja). Gita sering mengajaknya mengobrol dan kadang minta diajarin. Gita memang ramah dengan semua temannya tanpa terkecuali, dia selalu senyum dan riang setiap harinya. Dan tak ada satu pun tahan jika Gita sudah tersenyum. Gemas ingin mencubit pipinya karena senyumnya yang manis yang dihiasi dengan gigi gingsulnya.

“selamat pagi anak-anak…”.

“selamat pagi, Pak…”.

“kemarin pelajarannya sampai mana?”.

Gita sangat senang dengan pelajaran matematika yang diajari Pak Angga karena cara mengajarnya yang santai dan diselingi candaan yang lucu membuat pelajaran matematika jadi menyenangkan. Pak Angga pun baik, ramah, murah senyum, dan yang paling disenangi murid-muridnya adalah murah nilai sehingga nilai matematika murid-muridnya jadi bagus.

“oh iya…bapak lupa absen…bapak absen dulu ya…”.

“Adiansyah..”.

“ya, Pak !”.

“Agung Prasetyo..”.

“hadir, Pak…”.

“Aluna Sagita..”.

“disini, Pak..”.

“ya, besok kita lanjutin lagi…”, tambah Pak Angga setelah selesai mengabsen Yudi, murid ke 37 yang merupakan murid terakhir di kelas. Hari pun berlangsung seperti biasanya. Selalu semangat seperti biasanya, Gita tetap kelihatan lincah dan segar sedangkan teman-temannya sudah lemas dan mengantuk.

“Git…ntar gue ama Lina mau nonton…ikut yuk?”.

“sori nih Din…ntar gue ada acara…”.

“cie…tau deh yang sibuk..”.

“ye…iri ya?”, candanya.

“uuhh…”, Dini gemas mencubit pipi Gita.

“aduw..duh…sakit, Din…”.

“hehe…yaudah sana, Git…”.

“yee…ngusir nih ya..”. Dini dan Gita memang biasa bercanda sampai saling cubit dan saling kelitik. Gita pulang ke rumahnya dijemput ayahnya. Setelah sampai di rumah, Gita langsung mandi dan mengenakan pakaian perginya serta mengambil pakaian pentasnya. Sebelum pergi, Gita meminum obat penambah stamina yang merupakan rahasianya tetap segar sepanjang hari.

“kamu udah selesai make-up?”.

“udah Mbak Dina…”.

“yaudah..abis ini kamu…”.

“oke Mbak…”. Gita pun bersiap memasuki panggung bersama penari latarnya.

“kita sambut Gita Gutawa !!”. Gita pun naik panggung. Dia menyanyikan lagunya dengan lincah. Penonton menikmati nyanyian Gita.

“aduh…capek juga…”, keluhnya sudah dalam perjalanan pulang.

“besok kamu ada pr?”.

“gak ada, Pah…”.

“yaudah..langsung tidur ntar..”.

“pasti dong, Pah…hhooahhmm..”.

Erwin mengangkat anaknya ke kamar. Dia menyelimuti anaknya yang ketiduran sejak di mobil tadi. Keesokan paginya, Gita berangkat ke sekolah seperti biasanya.

“Git..minta tambahan ama Pak Angga yuk…”.

“ayo boleh…gue juga masih ada yang belom ngerti…tapi di rumah siapa?”.

“di rumah Pak Angga aja…”.

“emang Pak Angganya mau?”.

“mau…tadi gue udah nanya..”.

“terus kapan?”.

“minggu aja..gimana?”.

“oke..kebetulan gue juga gak ada acara minggu…”.

“sip deh..”.

Hari minggu pagi, Gita pun bersiap untuk pergi ke rumah Pak Angga.

“Pah…nanti jemput Gita sekitar jam 1 ya…”.

“iya sayang..nanti Papa jemput jam 1..”.

“daah…”.

“permisi..”, ucap Gita sambil menekan bel yang ada di samping pagar.

“sebentar !!”, jawab seseorang dari dalam.

Tak lama kemudian, Pak Angga keluar dari dalam rumahnya.

“eh kamu Gita…mana temen-temen kamu? kok kamu sendirian?”.

“tadi saya dianterin Pak…emang yang lain belum dateng ya, Pak?”.

“belum…yaudah..kamu masuk aja…kita tunggu di dalem…”.

“iya, Pak…”.

“ayo Gita…silahkan duduk…”.

“iya, Pak…”.

“kamu mau minum apa?”.

“nggak usah, Pak…ngerepotin…”.

“nggak apa-apa…masa ada tamu..gak disediain apa-apa…bapak bikinin sirup ya?”.

“ngg…gak apa-apa, Pak?”.

“iya..nggak apa-apa…sebentar ya…”. Pak Angga kembali lagi dengan membawa 2 minuman.

“ayo Gita…silakan minum…”.

“makasih Pak…”.

Mereka mengobrol sampai semua telah datang. Gita, Dini, Nita, Putri, dan Karina pun belajar dengan semangat karena Pak Angga mengajar dengan diselingi candaan. Sebenarnya godaan juga bagi Pak Angga yang sudah ditinggal istrinya bercerai sejak 3 tahun lalu. Bagaimana tidak? di rumahnya sekarang, dia bersama 5 muridnya yang semuanya cantik jelita. Nita dan Putri yang wajahnya seperti wanita-wanita Uzbekistan. Karina yang berwajah oriental, hampir mirip seperti Lena Tan. Dan Dini, wajah dan lekuk tubuhnya sudah seperti model, kaki dan lehernya jenjang serta kulitnya putih mulus, membuat jakun pria yang melihatnya menjadi naik turun. Belum lagi, di sana ada seorang Gita Gutawa. Seorang penyanyi yang tak diragukan lagi akan menjadi diva selanjutnya. Suaranya yang khas, sifatnya yang rendah hati serta ramah dan pintar membuat banyak orang menjadi fansnya. Ditambah wajahnya yang asli Indonesia dengan senyuman yang manis, tak heran banyak orang yang senang kepadanya.

“gimana? udah pada ngerti?”.

“ya, Pak…ternyata cuma gitu doang ya…”.

“makanya…kalau bapak nerangin di kelas…jangan ngelamun…”.

“hehe…”.

Mereka berenam pun mengobrol dengan asiknya sampai jam setengah 1 siang.

“yaudah, Pak…kita pulang dulu deh…pasti bapak pengen istirahat..”, ujar Nita.

“oh iya…kita pulang dulu ya, Pak…”. Pak Angga mengantar mereka sampai depan gerbang.

“Git? ayo kita pulang?”.

“gue mau dijemput ntar…”.

“oh yaudah…kita duluan ya..”.

Yang lain pun sudah jauh, sementara Gita masih ada di samping Pak Angga.

“Pak…saya boleh nunggu di sini kan?”.

“oh ya tentu boleh…nunggunya di dalem aja…”.

“iya, Pak…makasih…”.

Gita dan Pak Angga kembali masuk lagi ke dalam rumah.

“Gita…kamu apa nggak capek? sekolah tambah manggung?”, tanya Pak Angga memecah kesunyian.

“ya pertamanya sih agak capek…tapi sekarang udah biasa…jadinya udah nggak capek lagi, Pak…”.

“oh…kamu hebat ya…sibuk nyanyi…tapi tetep pinter di sekolah…”.

“ah nggak, Pak…Ayah saya suka ngajarin saya kalau di rumah…”.

“oh gitu…”.

“oh ya, Pak…boleh saya nanya sesuatu?”.

“boleh…kamu mau nanya apa?”.

“Bapak tinggal di sini sendirian ya, Pak?”.

“iya…bapak sendirian di sini…”.

“lho? terus istri dan anak bapak di mana tinggalnya?”.

“anak Bapak tinggal sama mantan isteri Bapak…”, jawab Pak Angga pelan.

“oh…maap, Pak….saya nggak tahu…”.

“iya..nggak apa-apa…”.

“sebentar ya, Pak…”, ujar Gita merogoh kantongnya.

“halo, Pah?? Papa ada dimana?”.

“sayang…Papa belom bisa jemput kamu…Papa masih ada urusan…”.

“terus kapan Papa jemput Gitanya?”.

“baru bisa nanti sore…sekitar jam 3an…”.

“oh yaudah deh…kalo gitu Papa nggak usah jemput…Gita pulang sendiri aja deh…”.

“gak apa-apa?”.

“nggak apa-apa…yaudah Pah…katanya sibuk..”.

“iya…yaudah…kamu ati-ati pulangnya…”.

“iya, Pah…”.

“kenapa, Git?”.

“ini, Pak…Ayah saya nggak jadi jemput…kalo gitu saya pulang deh, Pak…”.

“terus kamu pulang sendirian? naek apa?”.

“iya, Pak…paling naik taksi, Pak..”.

“Bapak anter aja ya? masa kamu pulang sendirian?”.

“nggak apa-apa, Pak…kalo dianterin terus…ntar saya nggak bisa kemana-mana sendiri…”.

“iya tapi kan bahaya…kamu kan terkenal? kalo ada yang culik kamu?”.

“nggak apa-apa, Pak…saya pulang dulu kalo gitu…”.

“yaudah deh…hati-hati ya…”. Baru beberapa menit Gita keluar dari rumah Pak Angga, hujan langsung turun dengan sangat deras.

“tok..tok…tok…”.

“lho? Gita?”.

“maaf, Pak…saya keujanan…saya bingung neduh di mana…”. Gita memutuskan untuk kembali ke rumah Pak Angga karena dari rumah Pak Angga menuju jalan besar memang cukup jauh. Mau meneduh di rumah orang, Gita takut, jadi dia kembali saja ke rumah Pak Angga yang memang masih dekat.

“oh ya…kamu nunggu di jemput di sini aja…kayaknya ujannya lama berhentinya…”.

“makasih, Pak…”.

“kamu duduk dulu…”. Tak lama kemudian, Pak Angga kembali dengan membawa teh hangat.

“makasih, Pak…”.

Tanpa disengaja, mata Pak Angga tertuju ke arah payudara Gita. Kaos putih yang dikenakan Gita menjadi transparan karena basah terguyur air hujan. Tonjolan payudara Gita yang terbungkus bhnya jadi tercetak jelas di kaos putihnya. Gita juga baru sadar, dia berusaha menutupi dengan lengan kirinya.

“sebentar ya, Git…”, Pak Angga jadi malu sendiri tertangkap basah oleh Gita sedang memandangi payudaranya. Pak Angga masuk ke dalam kamarnya dan membuka lemarinya. Pak Angga terdiam, wajah Gita terlintas di pikirannya. Entah darimana bayangan itu bisa tercipta, tapi yang jelas di otak Pak Angga terbayang Gita yang terbaring pasrah tanpa sehelai benang pun.

“nggak..nggak boleh…”, Pak Angga menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menyingkirkan ‘gambar’ itu dari otaknya. Tak pantas baginya membayangkan muridnya yang masih sangat muda itu. Tapi, tak bisa dipungkiri, membayangkan Gita sebentar saja, batang kejantanannya menjadi tegak dan keras. Pak Angga menghembuskan nafas beberapa kali untuk ‘menenangkan’ dirinya.

“ini Gita…baju kamu basah…pakai baju bapak biar nggak sakit…”.

“mm…saya minjem payung aja deh, Pak…”.

“payung? sebentar ya…”, Pak Angga buru-buru mencari payungnya, takut ‘gambar’ itu kembali dan keadaan jadi tak terkendali.

“maaf Gita…kayaknya payung bapak rusak semua…ada 1 tapi agak macet..”.

“sini biar saya coba, Pak…”.

“eerrgghhh…”, Gita berusaha sekuat, tapi payung itu tetap tak mau terbuka.

“mm..”. Gita kebingungan, tinggal di sini, tapi risih dengan pandangan Pak Angga atau lanjut keluar, basah-basahan dengan kaos yang jadi transparan yang bisa mengundang reaksi sama dengan Pak Angga.

“Gita…kamu tunggu aja dulu di sini…”. Gita mengangguk pelan dan kembali duduk.

“ini Gita…kamu ganti baju dulu di kamar bapak…”.

“makasih, Pak…”. Gita masuk ke kamar. Dia melepas kaosnya yang basah dan melipatnya dengan rapi. Branya juga agak basah. Gita celingak celinguk lalu mengunci pintu kamar. Gita membuka pengait branya dan melepas branya. Kedua buah payudara Gita yang begitu bulat, padat, nan ranum itu langsung meloncat keluar. Tak sengaja, tali bra mengenai puting kanannya yang agak mengeras karena kedinginan. Gita merasa ada sensasi aneh menggelitik yang menjalar seketika di sekujur tubuhnya.

Gita penasaran, dia sentuhkan jari telunjuknya ke puting kirinya. Rasa aneh itu datang lagi, tapi hanya sekejap. Gita memang tahu tubuh wanita memang sensitif apalagi di daerah-daerah tertentu, tapi selama ini, Gita salah menduga, pikirnya sensitif itu menimbulkan ngilu, bukan rasa aneh yang dia rasakan saat ini. Gita menyentuh putingnya lagi, kali ini dia sedikit mengitarinya.

“mmm…”, Gita mengikuti instingnya, dia memilin-milin putingnya. Kedua tangannya kini aktif memelintir kedua putingnya sendiri. Gita yang tadi was-was, kini larut dalam ‘permainan’ barunya. Dia meremas-remas gunung kembarnya dengan lembut. Matanya tertutup, gumaman pelan keluar dari mulutnya.

“hhmm…”, Gita benar-benar meresapinya.

“ckkleek…”.

“ha?”. Gita benar-benar kaget, Pak Angga masuk ke dalam dan langsung menyergapnya, menahan kedua tangannya.

“Pak..lepasin !! lepasin !!!”, Gita meronta-ronta, tapi Pak Angga menahannya dengan kuat. Pak Angga sudah gelap mata karena dari tadi dia mengintip lewat ventilasi di atas pintu.

Tangan Pak Angga mencengkram payudara kanan Gita. Diremas-remas ‘buah’ yang masih ranum itu. Begitu padat, begitu kenyal, begitu ‘pas’ untuk digenggam dan diremas.

“tolong jangan…Pak”, pinta Gita memelas dengan nada yang mulai melemah. Gita tak bisa memungkiri, remasan Pak Angga terasa lebih nikmat daripada remasannya sendiri.

“Pak…jang…aaann…”. Gita sudah tak melawan lagi, dia membiarkan Pak Angga yang kini asik memainkan payudaranya.

Pak Angga yang memang tidak terlalu tinggi bisa menciumi tengkuk leher Gita dengan mudah. Gita pun makin terbuai dalam kenikmatan dari rangsangan Pak Angga. Nafsu Pak Angga pun semakin menggelora menghirup aroma tubuh Gita yang wangi. Gita hanya bisa berdiri dengan menyender ke Pak Angga dan membiarkan kedua buah payudaranya menjadi ‘sasaran’ empuk bagi tangan Pak Angga.

“Paakkhhh…”, lirihan Gita yang sebenarnya masih penolakan malah terdengar seperti desahan keenakan di kuping Pak Angga sehingga Pak Angga semakin bersemangat ‘memainkan’ payudara Gita.

Gita merasa selangkangannya sedikit basah. Tiba-tiba, ada benda yang mendekati daerah pribadinya. Gita melihat ke arah bawah pinggangnya, ternyata tanpa Gita sadari, Pak Angga sudah membuka kancing dan resleting celananya dan sudah menyusupkan tangannya.

“mmmhhh…”, Gita tak pernah menyangka daerah pribadinya bisa menimbulkan sensasi nikmat yang begitu hebat jika dielus-elus seperti sekarang, lebih nikmat dibandingkan tadi. Pak Angga semakin nafsu ‘merogoh’ celana dalam Gita karena desahan dan lirihan Gita dengan suaranya yang lembut begitu menggairahkan. Gita merasa ada yang ingin keluar dari alat kelaminnya, perasaan yang hampir sama saat ingin buang air kecil, tapi dorongan yang sekarang berbeda. Tak bisa ditahan.

“eeennnhhh !!!”, lenguh Gita, tubuhnya menegang, kedua pahanya merapat, menjepit tangan Pak Angga hingga terjebak di selangkangan Gita. Wajah Gita memerah, malu, tapi lega setelah ada yang keluar dari vaginanya.

Pak Angga mengeluarkan tangannya dan kini meloroti celana Gita. Gita malah bekerja sama, seperti tersihir, mengangkat kedua kakinya bergantian sehingga hanya tinggal cd berwarna pink yang sudah basah kuyup yang melekat di tubuhnya. Celana dalam Gita basah tepat di daerah tengahnya membuat isinya samar-samar terlihat oleh Pak Angga yang menjadi semakin tak sabar apa yang terbungkus di dalamnya. Pak Angga mengangkat lalu menaruh Gita di tempat tidurnya. Pak Angga menarik cd Gita perlahan, dan Gita sendiri tak berusaha sedikit pun untuk mempertahankan satu-satunya pakaian yang tersisa di tubuhnya. Mata Pak Angga nanar melihat pemandangan yang indah itu. Bukit kembar Gita hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Bibir vaginanya masih tertutup benar-benar rapat. Tak usah dikatakan, pasti semua lelaki langsung tahu kalau vagina Gita belum pernah dijamah sama sekali bahkan oleh pemiliknya sendiri. Tanpa buang waktu, Pak Angga membuka kedua paha Gita dan langsung ‘merayap’ masuk mendekati daerah kewanitaan Gita.

“heemmhhh…”, desah Gita saat Pak Angga mulai menciumi vaginanya.

Tangan Gita secara refleks berusaha menjauhkan Pak Angga yang melakukan ‘invasi’ ke daerah pribadinya.

“mmpphhh…”, Gita mengigit bibir bawahnya merasakan sensasi yang sangat luar yang bersumber dari selangkangannya. Tak pernah terpikir oleh Gita, rasa nikmat yang amat hebat bisa ditimbulkan alat kelaminnya yang sedang diciumi dan dijilati oleh Pak Angga. Tubuh Gita berkedut-kedut setiap kali lidah Pak Angga mengenai klitorisnya. Perasaan yang sama seperti yang tadi Gita rasakan, ada yang mau meledak dari dalam tubuhnya dan ingin keluar melalui alat kelaminnya, tapi kali ini rasanya lebih mendesak dan dorongannya lebih kuat dari sebelumnya.

“eennn….NNNHHHH !!!”, lenguh Gita diiringi tubuhnya yang menegang dan kedua kakinya yang merapat.

“sssrrrppp !!!!”, bunyinya sangat keras. Meski masih terbuai dalam kenikmatan, Gita masih bisa berpikir memandangi Pak Angga yang masih ‘betah’ dan kelihatannya sedang menyeruput suatu cairan dari alat kelaminnya.

Apa Pak Angga tidak jijik menyeruput cairan dari alat kelamin gue? pikir Gita. Pak Angga menahan kedua paha Gita. Pak Angga terus menyeruput cairan vagina Gita yang melimpah ruah. Mungkin karena belum pernah dikeluarkan, cairan vagina Gita mengalir keluar seperti tanggul air yang bocor. Setelah yakin, tak ada lagi cairan vagina Gita yang tersisa untuk diminumnya, Pak Angga bangkit dan mulai menelanjangi dirinya sendiri. Gita hanya memperhatikannya dengan nafas yang tersengal-sengal. Mata Gita terbelalak melihat alat kelamin Pak Angga. Baru kali ini, Gita lihat alat kelamin pria secara langsung, biasanya dia hanya melihat di buku biologi saja. Ternyata, beda sekali dari buku biologi. Pak Angga naik ranjang lagi dan melebarkan kedua paha Gita untuk kedua kalinya.

“Paak…jangannn…”, lirih Gita memohon sebagai bentuk terakhir perlawanannya untuk menjaga kesucian tubuhnya.

Pak Angga tak mengindahkan Gita, sekarang dia hanya berpikir nikmatnya menerobos liang vagina Gita yang masih sangat rapat. Kepala penis Pak Angga pun sudah menempel dengan bibir vagina Gita. Dengan memegang pinggang Gita, Pak Angga mulai mendorong penisnya. Perlahan tapi pasti, ‘topi baja’ Pak Angga mulai mendongkrak sela-sela bibir vagina Gita. Mau tak mau, lubang vagina Gita yang masih rapat harus membuka dirinya untuk menerima benda asing yang sedang berusaha masuk.

“hhnnnnpphhh…”, wajah Gita menunjukkan kalau dia sedang menahan rasa pedih yang luar biasa. Air matanya sampai keluar sedikit. Seperti ada sesuatu yang robek saat ‘pentungan’ Pak Angga hampir 1/2nya memasuki liang vagina Gita. Kesucian tubuhnya yang selama ini terjaga dengan baik, diambil oleh Pak Angga, gurunya yang sangat ia hormati. Burung Pak Angga sudah menyesakki vagina Gita. Pak Angga diam untuk menikmati kerapatan dinding vagina Gita yang sangat luar biasa. Pak Angga merasa penisnya seperti disedot lalu dicengkram dengan sangat kuat seolah-olah vagina Gita tak memperbolehkan penis Pak Angga keluar. Benar-benar hangat dan sempit liang vagina Gita. Pak Angga mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan perlahan.

“eeennhhhh…”, Gita meringis kesakitan. Dia menggigit bibir bawahnya sendiri dengan kuat untuk menahan rasa ngilu dan pedih yang sedang ia rasakan di vaginanya. Vaginanya terasa seperti terbakar dan akan robek saja. Tak pernah Gita merasa seperti ini, bagian bawah tubuhnya terasa penuh sesak. Selang waktu berlalu, ‘gosokan’ penis Pak Angga terhadap vagina Gita semakin cepat. Ekspresi wajah Gita yang tadi terlihat menahan rasa pedih yang amat sangat, kini terlihat lebih rileks malah terlihat mulai menikmatinya.

“eemmhhh…hhmmm…”, desahan lembut mulai keluar dari mulut mungil Gita. Gita sendiri tak mengerti desahan bisa keluar dari mulutnya dan lebih membingungkan lagi, alat kelaminnya dan alat kelamin Pak Angga yang terus menerus bergesekkan yang tadinya pedih sekali, kini berubah jadi rasa nikmat yang luar biasa.

“tee…ruuuss…hhh..”, desah Gita pelan dan lembut.

Melihat ekspresi Gita dan desahannya, nafsu Pak Angga semakin meledak. Pak Angga menyodokkan penisnya kuat-kuat sampai mentok di dalam liang vagina Gita.

“akhh ! akhh !”, rintih Gita karena masih ada rasa ngilu. Tapi, lama kelamaan rasa ngilu itu sirna dan menjadi rasa nikmat yang total. Tubuh Gita mulai berkeringat karena panasnya permainan. Pak Angga langsung memagut bibir Gita yang terlihat begitu menggiurkan untuk dilumat.

“mmpphhh…mmpphhh…”, desah Gita tertahan bibir Pak Angga. Pak Angga mendekap tubuh Gita lebih erat dan tanpa sadar, Gita memeluk tubuh Pak Angga juga sehingga tubuh mereka berdua yang berpeluh keringat saling menempel erat. Tubuh sepasang wanita dan pria yang berbeda generasi saling menempel erat dan dihubungkan oleh alat kelamin mereka yang bersatu dengan sangat kokoh. Gita merasa vaginanya seperti diaduk-aduk saat Pak Angga mulai menggerakkan pinggulnya memutar. Tak beberapa lama, pelukan Gita tiba-tiba menjadi kencang dan tubuh Gita bergetar dan menegang. Tandanya, Gita sedang mendapatkan orgasmenya. Kedua insan yang sedang menikmati surga duniawi itu kini begitu kompak menyelaraskan kelamin mereka masing-masing. Padahal, tadinya adalah pemerkosaan, tapi kini Gita malah menggoyang-goyangkan pinggulnya agar ‘rudal’ Pak Angga semakin terkocok-kocok sehingga bisa merasa nikmat. Gita tak mengerti kenapa dia menggoyang-goyangkan pinggulnya sendiri seperti seorang psk yang sedang berusaha keras mencapai puncak sekaligus memuaskan sang pria. Ini benar-benar salah, dalam hati kecil Gita. Tapi, Gita tak bisa mengendalikan tubuhnya yang bergerak secara insting alamiah. Insting alami dari makhluk hidup untuk bereproduksi. Batang kejantanan Pak Angga tertancap kokoh di vagina Gita. Keluar masuk dengan irama yang berubah-ubah. Desahan-desahan terus mengalun lembut dari mulut Gita. Lama-kelamaan, suara Gita pun tak terdengar lagi, mulutnya terbuka, tapi tak keluar suara karena terlalu lemas setelah orgasme berkali-kali. Malang bagi Gita, baru pertama kali, tapi sudah berhadapan dengan Pak Angga yang memang tahan lama menyetubuhi wanita.

Pak Angga terus mengaduk-aduk vagina Gita, sangat menikmati jepitan kencang dari dinding vagina Gita. Berkali-kali orgasme membuat Gita semakin lemas. Tak lama kemudian, Pak Angga mendekap Gita. Pompaannya semakin cepat.

“EENNGGGHHH !!!”, lenguh Pak Angga sambil menekan batangnya yang kokoh itu sampai mentok. Gita merasa liang vaginanya disemprot oleh suatu cairan. Cairan yang membuat vaginanya terasa hangat sekaligus terasa nyaman. Tak nampak tanda-tanda Gita berusaha mengeluarkan penis Pak Angga dari vaginanya. Dia membiarkan Pak Angga terus menyirami rahimnya. ‘ular’ Pak Angga pun belum berhenti muntah ke dalam vagina Gita. Mungkin karena terlalu lemas, makanya Gita tidak berbuat apa-apa. Begitu semprotannya sudah mereda, Pak Angga pun ingin mencabut ‘selang’nya, tapi agak kesusahan karena vagina Gita sepertinya kian lama kian menyempit sehingga penis Pak Angga bagai terjepit dan terjebak di dalam vagina Gita.

Selang beberapa detik, penis Pak Angga pun menyusut. Pak Angga memandangi vagina Gita. Tatapan penuh kepuasan terpancar jelas dari mata Pak Angga. Dirinya merasa puas sekali, lega sekali. Mungkin lega karena telah melampiaskan nafsunya ke gadis muda yang manis itu. Tak pernah nafsunya tinggi seperti tadi. Keringatnya pun masih bercucuran akibat menggempur Gita dengan penuh semangat. Lalu tanpa bilang a, b, c, Pak Angga keluar kamar. Gita terkulai lemas di ranjang, selangkangannya terasa begitu perih dan panas, bahkan untuk merapatkan kedua pahanya saja rasanya tak sanggup. Air mata mengalir keluar dari sela-sela kedua mata Gita. Semuanya telah hancur, pikir Gita. Tak ada lagi masa depannya yang cerah. Tubuhnya telah kotor. Gita tak tahu bagaimana nasibnya nanti yang pasti tak akan sama seperti sebelumnya. Meski dalam keadaan seperti itu, Gita tak kuasa menahan kantuknya, ia pun tertidur, kelelahan. Begitu bangun, Gita langsung mengecek ‘gudang’nya. Ada bercak merah yang bercampur dengan warna putih kental di dekat lubang vaginanya dan di sprei di bawah vaginanya.

Gita pun duduk dan memeluk kedua pahanya. Aliran air mata langsung membasahi pipinya. Air matanya mengalir karena sedih bercampur putus asa sekaligus marah sedang berkecamuk di dalam hatinya, dan lebih buruk lagi, Gita tahu dia tak bisa bercerita ke siapa pun tentang hal yang baru dialaminya. Bercerita kepada ayahnya saja rasanya tidak mungkin, apalagi bercerita ke temannya atau lapor ke polisi, mengingat statusnya sebagai artis yang tentu sangat dipengaruhi oleh kabar-kabar positif atau negatif. Gita langsung memandangi dan mengelus-elus perutnya, dia benar-benar khawatir, sperma guru sialannya itu kini ada di rahimnya, sedang berusaha membuahi sel telurnya yang sebenarnya belum siap untuk menerima sperma. Gita bangkit dan mengenakan pakaiannya. Gita keluar kamar dan segera mengambil tasnya. Andai saja, rasa ingin tahunya tentang tubuhnya tidak besar, mungkin ini tak pernah terjadi, mungkin dia masih menjadi kembang perawan. Gita tak mencari keberadaan Pak Angga, dia langsung keluar rumah dan naik taksi untuk segera pulang. Sampai rumah, Gita langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Sejak saat itu, Gita yang tadinya periang dan selalu tersenyum kini jadi pendiam dan suka murung. Ayahnya pun menyadari perangai anaknya yang berubah, sepulang sekolah, Erwin mengajak anaknya makan di rumah.

“Gita..kamu kenapa? akhir-akhir ini..kamu lebih diem?”.

“nggak, Pah..”, jawab Gita sambil berusaha tersenyum.

“Papa tau kalo kamu lagi ada masalah..”.

“ngg…”. Ingin sekali Gita bercerita tentang kejadian yang dialaminya, tapi akibatnya bisa beruntun nantinya.

“nggak, Pah…Gita lagi berantem ama temen Gita..”, jawab Gita bohong.

“ouh..kenapa kamu bisa berantem?”.

“biasa, Pah…sesama cewek sering berantem..”.

“oh..”, Erwin pun merasa tidak perlu ikut campur dengan masalah anaknya. Hati Gita benar-benar bingung. Apakah kebohongannya itu untuk kebaikannya atau malah bisa memperburuk keadaan?.

Teman-temannya di sekolah pun menyadari perubahan sikap Gita. Gita hanya bisa berbohong dan terus berbohong sambil berusaha kembali bersikap seperti biasanya. Jika berpapasan dengan Pak Angga, Gita langsung berusaha menghindar dan menjauhinya. Hari demi hari berlalu, meski masih terekam di dalam ingatannya, lama kelamaan Gita tidak terlalu memikirkan kejadian waktu itu.

“Gita…tunggu…”.

“permisi, Pak…”, kata Gita sambil menarik tangannya yang dipegang Pak Angga.

“Gita..bapak mau bicara tentang kejadian waktu itu..”. Gita tak menjawab dan langsung pergi. Meski Gita tak mau berbicara lagi dengan Pak Angga, tapi Gita tak bisa menghilangkan bayangan kejadian waktu itu dari pikirannya. Saat-saat yang memilukan, tapi juga menyenangkan. Berbicara dengan Pak Angga kemarin membangkitkan memori saat itu. Gita bangkit dari tempat tidurnya dan berdiri di depan cermin besarnya. Cermin besar yang biasa dia gunakan untuk mengecek penampilannya, berlatih menyanyi, dan menaikkan rasa percaya dirinya sebelum mengisi sebuah acara. Tiba-tiba Gita melepaskan pakaiannya sendiri tanpa ragu-ragu. Gita berdiri di depan cermin, tubuhnya yang tak tertutup apa-apa terpampang jelas di cermin besar itu. Kedua tangan Gita menampung payudaranya sendiri dan melihat ke daerah segitiganya. Gita tak pernah menduga, daerah pribadinya itu sekarang sudah tidak ‘bersih’ lagi. Benda tumpul telah merusak kesuciannya. Tiba-tiba, Gita teringat kejadian waktu itu. Saat penis Pak Angga menyeruak masuk ke dalam vaginanya. Ada rasa gatal terasa di sekujur tubuh Gita. Apalagi vaginanya, seperti mengundang untuk digaruk. Gita menggaruk di sekitar vaginanya, tapi sumber gatal itu seperti tak kena, malah agak terasa perih. Saat jarinya tak sengaja menyentuh bibir vaginanya, barulah Gita merasa garukannya mengenai targetnya. Tapi, Gita tak berani menggaruknya, takut melukai bagian vitalnya. Gita mengelus-elus bibir vaginanya. Benar saja, rasa gatal itu seketika hilang. Dan rasa nikmat pun menggantikannya.

“hhmm…”, mata Gita terpejam dan melirih pelan.

Seketika tangannya berhenti, rasa gatal itu muncul kembali sehingga Gita pun tak kuasa menghentikan gerakan tangannya untuk terus mengelus-elus daerah sensitifnya itu. Gita agak kaget saat merasa ada aliran listrik yang menjalar di sekujur tubuhnya saat jarinya menyentuh sesuatu.

Gita membuka matanya dan melihat ke arah selangkangannya sendiri. Ada tonjolan daging agak merah muda. Gita ingat, waktu itu Pak Angga senang sekali memainkan bagian tubuhnya yang ini. Gita pun menyentuh bagian itu berkali-kali. Setiap disentuh, tubuhnya seperti dikejut listrik. Usai menentukan bagian itu tak berbahaya jika tersentuh, Gita pun mulai mengusap-usapnya.

“eemmhhh…”, desahan lembut mengalun merdu dari mulut Gita.

Tanpa berpikir, tangan kiri Gita mengelus-elus bibir vaginanya dan tangan kanannya terus memainkan ‘tombol’nya. Rasa nikmat itu semakin menjadi-jadi. Gita tak bisa berpikir lagi, sedang apa dirinya, dimana dia, bahkan tak ingat siapa namanya karena dikuasai rasa nikmat yang tiada tara.

“oohhh !! ooohhh !!!”, nafsu Gita terasa semakin memuncak, seperti akan mendapatkan sesuatu.

“NNNGGHHHH !!”, lenguh Gita dengan kepala mendongak ke atas dan tubuh yang menegang. Kedua pahanya merapat menjepit tangan kirinya sendiri.

“hhh..hh…”, Gita berpegangan pada tembok dengan tangan kanannya. Dengan susah payah, akhirnya Gita bisa menyender ke tembok tapi merosot dan akhirnya ia terduduk.

“hhh…hhh…”, nafas Gita masih belum teratur sementara cairan vaginanya masih mengalir dari sumbernya karena vagina Gita memang masih ‘kaya’ dengan cairan sehingga tak heran cairannya masih mengalir bagai sungai. Gita memandangi tangan kirinya yang sedikit terkena cairan vaginanya.

“Gita !! ayo siap-siap !! sebentar lagi kamu show !!!”.

“iyaa…hhh…Paaahhh…”, jawab Gita sebisanya. Gita pun berdiri dan merembet ke tembok menuju kamar mandi untuk bersiap menuju shownya. Semenjak hari itu, Gita jadi sering menghabiskan waktunya di kamar.

Gita yang tak pernah kenal dengan kenikmatan duniawi sebelumnya, kini jadi kecanduan ‘bereksperimen’ dengan alat kelaminnya itu. Gita ketagihan dengan sensasi nikmat yang ia rasakan, apalagi rasa lega setelah tubuhnya mengejang karena tubuhnya terasa begitu ringan saat itu. Semakin hari, semakin tak terkendali. Setiap 2 jam sekali, tangan Gita rasanya gatal ingin menyentuh daerah pribadinya, dan anehnya Gita tak bisa mengendalikan keinginannya. Gita semakin kerepotan, di sekolah dia harus izin ke toilet setiap 2 jam sekali untuk menghilangkan rasa ‘gatal’nya. Di show pun, dia harus melepaskan rasa itu sebelum naik panggung.

“Gita…”.

“Pak Angga?”.

“Gita…bapak mau minta maaf…bapak bakal tanggung jawab…tolong Gita..jangan lapor polisi…”. Gita langsung berpikir, mungkin Pak Angga bisa membantunya menyembuhkan ‘penyakit’nya, lagipula kejadian itu telah berlalu, meski tidak memaafkan Pak Angga, toh keperawanannya tak kan kembali.

“mm..Pak…bisa bicara di tempat lain?”.

“oh…ayo Gita..kita ngomong di tempat lain…”.

Mereka masuk ke dalam mobil Pak Angga. Mereka berdua berbicara dari hati ke hati sambil menuju ke rumah Pak Angga. Pak Angga sama sekali tak menduga, Gita mau menerima permintaan maafnya. Malah Gita bertanya-tanya kenapa Pak Angga bisa sampai memperkosanya. Pak Angga benar-benar bingung dengan jalan pikiran Gita. Saat sedang mengobrol, Pak Angga menyadari sepertinya Gita kepanasan.

“kamu kenapa, Gita?”.

“ng..nggak..Pak..”, posisi duduk Gita mulai terasa tak nyaman. Gita gelisah ke sana kemari seperti orang ambeien. Gita menggigit bibir bawahnya, menahan keinginannya. Masih ada rasa malu untuk menyelipkan tangannya ke dalam cdnya sendiri untuk ‘menggaruk’ vaginanya mengingat ada Pak Angga. Tapi, tentu Gita belum bisa menahannya sehingga tanpa sadar tangannya mulai ‘menyusup’.

“itu kamu gatel ya, Git?”.

“hm..emhh..”.

“sini..biar bapak bantu…”. Tanpa menunggu respon Gita, Pak Angga langsung menyelipkan tangannya ke dalam rok abu-abu Gita.

Sebenarnya Gita ingin mengeluarkan tangan Pak Angga, tapi daerah sensitifnya keburu tersentuh Pak Angga.

“aahh…”. Jari tengah Pak Angga sudah bergerak naik-turun di belahan bibir vagina Gita. Mengelus-elus pangkal paha Gita yang memang sudah terasa ‘panas’ bagi Gita. Gita mengeluarkan tangannya sendiri seolah-olah Gita memberikan keleluasaan bagi Pak Angga. Pak Angga pun tersenyum, nafsunya semakin tinggi untuk ‘merogoh-rogoh’ ke dalam rok Gita.

“aahhh…uummhhh…”, tubuh Gita semakin panas dan tanpa sadar Gita melebarkan sendiri kedua pahanya.

“eemmmhhh !!!”, desah Gita saat merasa ada suatu benda sedang ‘mengebor’ kemaluannya. Kebetulan jalan yang dilalui mereka memang sepi dan hanya jalan lurus sehingga Pak Angga pun mengendarai mobil dengan kecepatan yang konstan agar tak perlu mengganti gigi mobil dan tentu tangannya jadi tak perlu keluar dari dalam cd Gita. Pak Angga lihai mengobok-obok vagina Gita sampai ekspresi wajah Gita menunjukkan kalau dia sedang merasakan kenikmatan dari gerakan jari Pak Angga yang terus ‘mengobel-ngobel’ lubang vaginanya. Ac mobil yang dingin sama sekali tak terasa Gita, tubuhnya terlalu panas terbakar api birahinya sendiri.

“enak ya, Git?”, leceh Pak Angga.

“mmm…”, wajah Gita memerah.

“HHNNHHH !!!”, Pak Angga pun merasa tangannya terkena cairan yang sangat hangat. Pak Angga mengeluarkan tangannya setelah rasanya sudah tak ‘diguyur’ lagi. Gita memandangi Pak Angga yang sedang asik mengulumi tangannya sendiri. Pak Angga menatap mata Gita yang sayup-sayup menatapnya. Wajah Gita merah sekaligus wajah seseorang yang kecape’an.

“Paaakhhh…”, eluh Gita saat Pak Angga menyelipkan tangannya lagi. Gita pun pasrah, terlalu lemas untuk mengeluarkan tangan Pak Angga yang sedang menjamah daerah pribadinya lagi. Gita hanya bisa merapatkan kedua pahanya, tapi sepertinya tak membuat Pak Angga berhenti. Pak Angga terus semangat merogoh celana dalam muridnya yang manis itu agar ‘kesadaran’nya tak kembali sehingga Gita bisa dibawa ke tempat yang diinginkan Pak Angga.

Pak Angga keluar mobil dan langsung menggendong Gita ke dalam kamar begitu sampai di rumahnya (rumah Pak Angga). Pak Angga menaruh Gita di ranjangnya. Tanpa buang-buang waktu, Pak Angga langsung menelanjangi Gita. Pak Angga tak menyangka dia bisa mendapatkan kesempatan lagi untuk melihat tubuh indah nan montok Gita tanpa terhalang seragam SMUnya. Gita hanya terkulai pasrah di ranjang Pak Angga dengan kakinya yang agak menggantung di pinggir ranjang. Terlalu lemas untuk bergerak, setelah 2x orgasme di perjalanan tadi. Lagipula, otak Gita malah menginginkan Pak Angga untuk cepat-cepat menjamahnya. Pak Angga mulai melucuti pakaiannya sendiri. Pemandangan yang terekam baik dalam ingatan Gita pun akhirnya menjadi kenyataan. Batang tumpul dengan warna merah muda di ujungnya serta urat-urat yang menghiasi batang itu kini berada di hadapan Gita lagi. Nafsu Pak Angga benar-benar memuncak, pandangan matanya tak pernah pindah dari daerah kewanitaan Gita. ‘celah’ itu benar-benar mengundang nafsu Pak Angga sampai ke tingkat maksimal. Meski Pak Angga sudah pernah melihatnya, tapi nafsu Pak Angga malah menjadi 2x lipat karena Pak Angga ingat betapa nikmatnya liang kewanitaan Gita yang benar-benar rapat, kesat, dan wangi. Pak Angga jongkok dan melebarkan kedua paha Gita. Aroma kewanitaan Gita langsung memenuhi hidung Pak Angga. Meski sudah sangat bernafsu, Pak Angga malah dengan sabar mengelus-elus pangkal paha Gita dan beberapa kali menyibak bibir vagina Gita untuk melihat bagian dalam liang vagina Gita. Pak Angga seperti dokter kelamin yang sedang memeriksa alat vital Gita untuk menentukan masih bagus atau tidak.

“ccpphh…ccpphh…”. Pak Angga melancarkan kecupan berkali-kali di sekitar daerah kewanitaan Gita.

“hmmm…”. Tubuh Gita bergetar saat lidah Pak Angga menjalari kedua pangkal pahanya. Pak Angga kelihatan asik sekali melakukan slow foreplay dengan menciumi dari lutut, paha, sampai ke pangkal paha Gita lagi. Sepertinya, Pak Angga ingin merangsang Gita dengan perlahan, atau lebih tepatnya ‘menyiksa’ Gita perlahan. Dua jari Pak Angga menahan bibir vagina Gita agar tetap terbuka, sementara lidah Pak Angga sudah menyelip masuk dan menggelitiki rongga bagian dalam dari vagina Gita.

“aaahhhh…ooohhh..oohhh…”, Gita menjambak rambut Pak Angga dan merapatkan kedua pahanya.

Rasa nikmat itu menguasai pikiran Gita. Pak Angga pun melahap vagina Gita dengan sangat rakus sambil terus memainkan klitoris Gita. Tubuh Gita berkedut-kedut, desahan-desahan keluar dari mulut Gita, dan keringat pun semakin bercucuran dari tubuh Gita.

“srrruuppphhh !!”, bunyi seruputan berkali-kali terdengar. Usai menghilangkan ‘dahaga’nya, Pak Angga pun berdiri dan mengangkat tubuh Gita lebih naik ke atas ranjang. Pak Angga menindih tubuh mungil Gita.

“hmmpphhh..”. Bibir tipis Gita langsung dilumat dan diemut-emut habis-habisan oleh Pak Angga. Sementara tangan kiri Pak Angga asik meremasi payudara Gita yang sangat ranum itu. Pak Angga menyudahi cumbuannya ke bibir Gita, dan mulai menurun.

Leher Gita menjadi target Pak Angga selanjutnya. Nafsu Pak Angga semakin menjadi-jadi setelah menghirup aroma tubuh Gita. Tiada yang lebih menggairahkan daripada aroma tubuh seorang wanita yang sedang dilanda hawa nafsu karena aromanya begitu eksotis dan begitu sensual, mungkin seperti hormon pheromone yang terkenal sangat baik dalam memancing nafsu para ‘pejantan’. Ciuman, cupangan, jilatan, dan gigitan-gigitan kecil mendarat di kedua buah payudara Gita. Dan terakhir, perut Gita yang rata pun tak luput dari ‘perhatian’ Pak Angga. Pak Angga bertumpu pada lututnya sambil melebarkan kedua kaki Gita. Pak Angga sengaja menggesek-gesekkan ‘senjata’nya itu ke belahan bibir vagina Gita berkali-kali.

“masukk…kkiiinnhh…”, pinta Gita seperti orang yang frustasi.

“udah gak sabar ya kamu? hehe..”.

Wajah Gita memerah mendengar perkataan Pak Angga barusan. Dia sendiri tak mengerti, kenapa dia bisa berbicara seperti itu. Tapi, yang jelas tubuhnya sangat menginginkan benda tumpul itu masuk ke dalam. Pak Angga mendorong perlahan, kepala penisnya mulai menyelip masuk ke dalam celah sempit Gita. Batang besar Pak Angga pun menyusul di belakang kepalanya. Mendongkrak sela-sela bibir vagina Gita agar menyesuaikan dengan diameternya.

“eemm..eeemm..”, rasa menggelitik dirasakan Gita saat urat-urat yang menghiasi sekujur batang Pak Angga bergesekkan dengan dinding vaginanya.

“mm..enak gak Git? ha? enak gak?”, goda Pak Angga sambil mulai menarik lalu mendorong penisnya secara perlahan.

“mmhh…”, tentu Gita tak menjawab. Dia terlalu berfokus pada sensasi nikmat yang sedang terasa di selangkangannya. Ternyata ‘rasa’ yang diidam-idamkan alam bawah sadar Gita selama ini adalah rasa penuh di liang vaginanya. Rasa penuh terisi benda tumpul seperti yang sekarang sedang ia rasakan. Kedua insan manusia itu mulai seirama. Tubuh mereka bergerak dengan irama yang serasi. Kaki Gita melingkar di pinggang Pak Angga bagai ular phyton yang sedang melilit tubuh mangsanya.

“aahhh…Paakkhhh…”.

Pak Angga tidak mengindahkan tubuh Gita yang mengejang. Dia terus mengkilik-kilik vagina Gita dengan penisnya. Gita menarik Pak Angga ke pelukannya dan mendekapnya dengan kencang. Gita tak bisa mengontrol tubuhnya lagi, nikmatnya benar-benar tiada bandingannya. Keduanya begitu menikmati persetubuhan ini, desahan-desahan Gita di kuping Pak Angga menyemangatinya. Pak Angga tak melepaskan pelukannya karena tubuh Gita benar-benar empuk dan hangat, enak sekali untuk dipeluk. Gita pun tak melepaskan pelukannya.

“dikid lagi..hhh..”, Pak Angga mempercepat ritme genjotannya. Tak ada suara yang keluar dari mulut Gita, tapi wajahnya menunjukkan kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakannya.

“GIITAAA !!”. Pak Angga menusukkan ‘senjata’nya sedalam-dalamnya.

“nnhhh…”. Tubuh keduanya sama-sama menegang, keduanya sama-sama sedang mendapatkan orgasmenya. Rahim Gita pun terasa hangat dan serasa disembur-sembur. Pak Angga pun merasa penisnya terendam cairan yang hangat.

“bapak sayang kamu, Git..”.

Mereka berdua berciuman dengan penuh kelembutan dan kemesraan. Kedua kelamin mereka juga masih bersatu dalam kehangatan karena cairan mereka. Pak Angga mencabut penisnya dan tidur di sebelah Gita. Gita hanya diam sambil mengatur nafasnya dan perlahan-lahan merapatkan kedua kakinya.

Pak Angga mengelus-elus kepala Gita. Dia merasa sedikit bersalah karena telah menyetubuhi muridnya sendiri, namun tak dapat dipungkiri, nikmat sekali merasakan tubuh ranum Gita yang montok itu. Tiba-tiba, tak disangka-sangka, Gita memiringkan tubuhnya dan memeluk Pak Angga. Awalnya, Pak Angga kaget, tapi lalu dia tersenyum dan merangkul Gita. Gita merasa aman dan nyaman di pelukan Gita, ditambah rasa lelah yang dirasakannya sehingga tanpa sadar Gita pun tertidur.

“maaf ya Gita..”, kata Pak Angga sambil mencium ubun-ubun Gita.

“hm?”. Gita terbangun karena mendengar suara hpnya. Pak Angga turun dari tempat tidur dan mengambil hp Gita yang ada di kantong hem seragam Gita.

“halo?”.

“halo, Gita..”.

“ada apa, Pah?”.

“Papa mau ngasih tau..hari ini Papa mau berangkat ke Australi..ada job disana..”.

“terus Papa pulangnya kapan?”.

“mungkin 1 minggu lagi..Papa baru pulang..”.

“terus Mbok Ira gimana?”.

“Mbok Ira lagi jenguk ibunya di kampung..jadi kamu di rumah sendirian…gak apa-apa kan?”.

“oh yaudah kalo gitu..Papa di sana hati-hati ya..”.

“iya..kamu juga hati-hati jaga rumah sendirian..”.

“iya..iya..daahh..”.

“siapa Git?”.

“ayah saya, Pak..”.

“kenapa?”.

“ayah saya pergi ke Australi..”.

“terus kamu di rumah sendiri?”.

“iya..sampe 1 minggu…”.

“kalo gitu..kamu nginep aja di sini…”, kata Pak Angga langsung menindih dan mencumbui leher Gita.

“Paakhh..jaangaanhh..”, lirih Gita dengan nada manja.

Gita tak bisa menolak serbuan Pak Angga sehingga persetubuhan pun tak bisa dihindari. Pak Angga tak menyia-nyiakan Gita. Jika sudah kuat kembali, dia langsung menggempur Gita. Gita kewalahan dengan nafsu Pak Angga yang sepertinya tak ada habisnya. Pak Angga benar-benar senang sekali ada Gita di rumahnya, dia bisa melampiaskan nafsunya yang selama ini terpendam. Dan kebetulan besok adalah hari minggu sehingga Gita pun harus melayani Pak Angga sampai esok hari. Dua hari menerima keperkasaan Pak Angga membuat Gita jadi pasrah, manja, dan tidak canggung lagi kepada Pak Angga. Pak Angga senang sekali menabur benih-benihnya di rahim Gita yang subur. Gita sebenarnya takut sekali akan hamil, tapi Gita jadi agak lega karena Pak Angga bilang kalau dirinya terbukti 100% mandul.

“Pak..Gita mau pulang..besok Gita kan sekolah..”, ujar Gita sambil kegelian karena tengkuk lehernya sedang diciumi Pak Angga.

“gimana kalo kamu nginep aja di sini sampai ayah kamu pulang? daripada kamu sendirian di rumah..hehe..”.

“nng…”.

“bapak anter kamu pulang dulu deh..biar kamu ambil seragam ‘n buku kamu..”.

“aku mauu tapi maluu…”, lagu itu tepat menggambarkan perasaan Gita sekarang.

“kalo diem aja berarti mau..ayo kamu pake seragam kamu dulu…”.

Muka Gita kembali memerah. Setelah berpakaian, mereka berdua menuju rumah Gita. Pak Angga geleng-geleng kepala melihat Gita yang sudah kembali berdandan. Manis sekali, sedap untuk dipandang. Gita dan Pak Angga kembali lagi ke rumah Pak Angga. Sejak saat itu, Gita hampir tak bisa menolak keinginan Pak Angga. Dan nasib Pak Angga memang beruntung, ayah Gita semakin sibuk di luar kota maupun luar negeri sehingga Pak Angga semakin leluasa meminta jatah ke Gita. Rahasia itu tertutup dengan sangat rapi, tak ada yang tahu rahasia mereka.

“Gita cepet..abis ini giliran kamu..”. Gita yang baru datang diantar Pak Angga langsung naik panggung. Gita hampir terlambat karena tadi dia habis ‘berlaga’ dengan Pak Angga. Saking buru-burunya, Gita sampai lupa memakai celana dalam dan celana pendeknya. Gita mulai bernyanyi dan bergoyang-goyang serta berjingkrak-jingkrak. Gita sama sekali tak menyadari kalau sperma Pak Angga yang tadi menggenangi rahimnya jadi ‘bocor’. Ada beberapa tetes yang keluar dan ada yang mengalir ke kakinya. Seorang fans yang memang iseng memotret ke dalam rok Gita pun tersenyum saat melihat hasil potretannya. Orang itu hanya berharap dapat melihat foto celana dalam Gita, tapi malah dapat foto vagina Gita yang belepotan sperma. Tentu foto berharga itu akan digunakan sebaik-baiknya oleh orang itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar